Memangsa atau Dimangsa, Laba-laba Ini Makan Ular Paling Mematikan

KOMPAS.com - Kehidupan alam liar selalu berputar di antara memangsa atau dimangsa. Hal ini juga kembali terjadi di Australia, seekor laba-laba punggung hitam memakan ular berbisa.

Fenomena tak biasa ini diabadikan oleh Robyn McLennan. Saat itu, dia sedang mengunjungi kilang anggur ketika kebetulan melihat laba-laba punggung merah mencoba memakan ular cokelat timur.

McLennan kemudian membagikan foto-foto iitu pada grup Facebook Field Naturalists Club of Victoria.

"Mengambil foto ini hari ini di (kilang anggur) di Victoria Timur Laut. Saya percaya bayi ulat itu adalah cokelat timur," tulis McLennan dalam keterangan fotonya.

Dalam pembaruan unggahannya, dia juga menggambarkan taktik laba-laba tersebut.

"Laba-laba itu sekarang mengangkat seluruh badan ular dari tanah dan (menggantungnya) di udara, tepat di bawah bibir tangki anggur," tulisnya.

Foto itu menunjukkan bahwa bayi ular tersebut terjebak pada jaring laba-laba.

Melansir dari The Independent, Kamis (07/03/2019), kejadian alami laba-laba punggung merah menyerang dan memakan ular cokelat timur tidak jarang terjadi.

Hal ini diungkapkan oleh salah seorang anggota grup Facebook Brisbane Snake Catchers.

"Banyak orang akan berpikir ini akan menjadi peristiwa mustahil, tetapi ini adalah kejadian yang cukup umum, tidak sering disaksikan oleh publik," tulisnya.

"Semua hewan adalah pemakan oportunistik, karrna mereka akan makan apa yang mereka bisa untuk bertahan hidup," imbuhnya.

Meski begitu, fenomena ini cukup mengagumkan. Terlebih, menurut Kebun Binatang Australia, ular cokelat timur merupakan ular mematikan kedua di dunia.

Namun, menurut University of Michigan's Animal Diversity Web (ADW), laba-laba punggung merah merupakan salah satu hewan paling berbahaya di negara tersebut.

Saat berburu mangsa, laba-laba punggung merah akan membangun jaring sutra rumit yang menjebak mangsa sebelum membunuhnya.

Seringkali laba-laba itu membungkus mangsa yang mati sepenuhnya di jaringnya sebelum membawanya pulang, di mana ia bisa disimpan untuk nanti.