Hewan pembantu itu sangat kecil dan kerap disebut sea squirt atau semprot laut.
Hewan mungil itu menjadi mangsa makhluk laut lain dan bisa ditemukan di mana saja. Secara ilmiah mereka termasuk keluarga ascidia.
"Hewan laut kecil ini hanya tinggal di satu tempat sepanjang hidupnya dan menyaring air laut. Jadi, pada dasarnya ibarat sebuah pompa menyaring apa pun yang masuk, apa pun yang terjadi di lautan selama hidupnya (akan disaring)," kata Gal Vered.
Seiring sampah plastik yang terus mengotori laut di seluruh penjuru dunia, sea squirt membantu membersihkan berbagai plastik melalui sistem tubuhnya.
Vered bersama rekannya Noa Shenkar mempelajari hewan laut itu untuk melihat bagaimana sampah-sampah plastik di lautan berdampak pada kehidupannya.
"Kami mempunyai sistem penyaringan handal ini (sea squirt), yang memungkinkan partikel-partikel kecil masuk ke dalam tubuhnya. Kita bisa menggunakan organisme yang sama, spesies yang sama yang berada di wilayah geografis berbeda. Pada akhirnya, berbicara mengenai evolusi, hewan laut kecil itu terkait erat dengan manusia," kata Noa Shenkar.
Jadi, bagaimana hewan laut jelly kecil ini bisa seperti manusia?
Noa Shenkar menjelaskan manusia dan hewan laut golongan ascidia tersebut sama-sama bertulang belakang walau tidak kelihatan sama secara fisik. Namun demikian keduanya memiliki sistem tubuh yang mirip.
Sebuah laporan dari Pusat Hukum Lingkungan Internasional yang baru-baru ini dikeluarkan memperingatkan bahwa plastik berdampak pada kesehatan manusia dalam banyak hal.
Laporan itu mendesak dunia mengambil sejumlah langkah pencegahan untuk melawan penumpukan besar-besaran sampah plastik sekali pakai di seluruh dunia.
Suatu upaya yang digagas oleh Vered dari Universitas Tel Aviv.
"Seluruh keberhasilan produk berbahan plastik menunjukkan bahwa sampah plastik itu tetap ada dan hal itu bisa terus berlangsung. Sangat lucu ketika kita, sebagai manusia penemu bahan atau materi yang dapat bertahan hingga ratusan bahkan ribuan tahun, justru menggunakannya sebagai produk sekali pakai. Ini merupakan paradoks,” tambahnya.
Tapi sebagaimana persisnya tumpukan sampah plastik yang terus bertambah itu berdampak pada alam sekitar termasuk kita manusia, masih menjadi suatu misteri. Suatu misteri yang mungkin hewan laut kecil, sea squirt bisa membantu menjawabnya.
https://sains.kompas.com/read/2019/03/05/132236223/jauh-di-dalam-laut-hidup-hewan-pembantu-penyaring-plastik