KOMPAS.com - Badan Antariksa AS (NASA) baru saja mengungkapkan sebuah kabar baik bagi Bumi. Mereka menyebut, Bumi menjadi lebih hijau dibanding 20 tahun lalu.
Hal ini terbukti dari gambar satelit NASA. Bahkan, tambahan wilayah hijau di Bumi setara dengan luas seluruh Hutan Amazon.
Data didapatkan dari perbandingan citra satelit pertengahan tahun 1990-an yang diambil Boston University dan dua satelit NASA (MODIS) menunjukkan aktor besar dari penghijauan ini adalah China dan India.
Ini berkebalikan dengan persepsi terhadap kedua negara tersebut. Sebagai negara dengan penduduk terpadat, China dan India sering dikaitkan dengan eksploitasi berlebihan terhadap tanah, air, dan sumber daya untuk kepentingan ekonomi.
"China dan India menyumbang sepertiga dari penghijauan, tetapi hanya mengandung 9 persen dari luas daratan planet yang tertutup vegetasi. Ini adalah sebuah temuan mengejutkan, mengingat gagasan umum degradadi lahan di negara-negara berpenduduk padat akibat eksploitasi berlebihan," ujar Chi Chen dari Departemen Bumi dan Lingkungan Boston University dikutip dari IBT, Kamis (28/02/2019).
Mulanya, para peneliti tidak yakin apa yang menyebabkan kenaikan penghijauan Bumi ini. Apalagi, masih belum jelas apakah pemanasan global, peningkatan karbon dioksida, atau iklim yang lebih basah menyebabkan tanaman tumbuh lebih banyak.
Namun, setelah penyelidikan lebih lanjut, mereka menemukan penghijauan secara tidak proporsional terletak pada China dan India.
Melansir dari Forbes, Jumat (28/02/2019), India bahkan memecahkan rekor dunia dalam penanaman pohon dengan 800.000 orang India menanam 50 juta pohon hanya dalam 24 jam.
Dari data yang dikumpulkan oleh MODIS, upaya penghijauan ini memang sebagian besar disebabkan oleh kontribusi manusia. Ini menunjukkan bahwa umat manusia menanggapi secara serius isu-isu perubahan iklim dengan tindakan nyata.
"Ketika penghijauan Bumi pertama kali diamati, kami pikir itu disebabkan oleh iklim yang lebih hangat, lebih basah dan pemupukan dari tambahan karbon dioksida di atmosfer, yang menyebabkan lebih banyak pertumbuhan daun di hutan utara, misalnya," kata Rama Nemani, salah satu co-author penelitian tersebut.
"Sekarang, dengan data MODIS yang memungkinkan kita memahami fenomena pada skala yang sangat kecil, kita melihat bahwa manusia juga berkontribusi," imbuh peneliti di Ames Research Center NASA tersebut.
Sayangnya, inisiatif penghijauan dari China dan India ini masih belum bisa mengimbangi hilangnya vegetasi di Brasil dan Indonesia.
Meski begitu, setidaknya dari penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Nature Sustainability itu menunjukkan bahwa manusia adalah pendorong utama penghijauan di Bumi.
"Sekarang kita tahu pengaruh langsung manusia sebagai pendorong utama penghijauan Bumi, kita perlu memasukkan faktor ini ke dalam model iklim kita," ujar Nemani dikutip dari Fox News, Jumat (28/02/2019).
"Ini akan membantu para ilmuwan membuat prediksi yang lebih baik tentang perilaku berbagai sistem Bumi, yang akan membantu negara membuat keputusan lebih baik tentang bagaimana dan kapan harus mengambil tindakan," tutupnya.
https://sains.kompas.com/read/2019/03/01/183300223/bumi-makin-hijau-tapi-tak-sebanding-hilangnya-vegetasi-indonesia-dan-brasil