Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Halo Prof! Berbahayakah Pendarahan Seusai Olahraga?

KOMPAS.com - Kirana, seorang pembaca Kompas.com, gelisah karena mengalami pendarahan seusai olahraga. Dia pun mengirimkan pertanyaannya ke rubrik Halo Prof! sebagai berikut:

"Keluar darah seperti menstruasi setelah olahraga, berbahayakah? Enggak sering dan setiap olah raga juga, tapi sudah tiga kali kejadian. Tiba-tiba setelah olahraga, ada darah di celana dalam. Cuma one off (sekali) sih, habis itu ya enggak keluar lagi. Menstruasi saya juga normal mengikuti jadwal."

Pertanyaan tersebut dijawab oleh dr. Muhammad Fadli, Sp. OG, Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan dari RS Pondok Indah – Pondok Indah. Berikut paparannya:

Hai, Kirana! Saya bantu jawab pertanyaannya, ya.

Ketika Anda berolahraga dengan penuh semangat, tubuh Anda mengalami periode-periode tekanan biologis.

Ketika ini terjadi, tubuh akan melepaskan hormon stres kortisol. Kortisol memengaruhi kadar estrogen, yang merupakan salah satu hormon yang terlibat dalam mengatur siklus menstruasi Anda. Akibatnya, Anda mungkin mengalami pendarahan di antara periode-periode tersebut. Ini mungkin tidak selalu muncul setelah Anda berolahraga.

Olahraga berat tidak selalu menghasilkan perdarahan vagina yang abnormal. Saat menstruasi berakhir, darah dan lapisan endometrium dapat berkumpul di leher rahim. Saat Anda berolahraga, darah ini terlepas.

Darah yang terlepas berbeda dari perdarahan yang anda alami selama siklus menstruasi normal. Biasanya, warnanya gelap dan kecoklatan, bukan merah atau merah muda. Jika darah berwarna merah atau merah muda, kemungkinan besar tidak disebabkan oleh olahraga.

Perdarahan di luar haid, secara medis dikenal sebagai perdarahan uterus abnormal (PUA). PUA didefinisikan sebagai perubahan pada pola atau volume darah menstruasi. Perdarahan uterus abnormal merupakan hal yang paling banyak dikeluhkan oleh wanita.

Pada awal usia remaja, 75 persen remaja mengalami keluhan PUA. Umumnya PUA pada remaja berhubungan dengan imaturitas aksis hipotalamus-pituitari-ovarium dan perdarahan anovulatorik yang terjadi tidak disertai oleh kelainan struktur atau hormonal.

Federation of International Gynecology and Obstetrics (FIGO) telah mengklasifikasikan etiologi PUA menjadi 9 kategori utama yang disingkat menjadi PALM-COEIN: polyp, adenomyosis, leiomyoma, malignancy and hyperplasia, coagulopathy, ovulatory dysfunction, endometrial, iatrogenic, dan not yet classified.

Jadi, olahraga berat memang dapat menyebabkan pendarahan rahim yang tidak normal. Jika ini menjadi satu-satunya penyebab, maka sebaiknya Anda mengurangi durasi dan intensitas olah raga Anda. Mengurangi stres juga akan memungkinkan hormon Anda untuk mengatur dengan benar dan menghentikan pendarahan terjadi.

Apabila perdarahan tetap berlangsung, sebaiknya Anda berkonsultasi langsung ke dokter spesialis kebidanan dan kandungan untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.

dr. Muhammad Fadli, Sp. OG

Dokter Spesialis Kebidanan dan Kandungan

RS Pondok Indah – Pondok Indah

Punya pertanyaan terkait kesehatan dan sains yang membuat Anda penasaran? Kirimkan pertanyaan Anda ke haloprof17@gmail.com untuk dijawab oleh ahlinya.

https://sains.kompas.com/read/2019/02/28/194037323/halo-prof-berbahayakah-pendarahan-seusai-olahraga

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke