Pada Desember 2018, sekelompok tim ekspedisi Great Blue Hole termasuk miliarder Richard Branson dan Fabien Cousteau, cucu penjelajah legendaris Perancis Jacques Cousteau, menyelami great blue hole untuk mencari tahu isi di dalamnya.
Untuk diketahui, Great Blue Hole memiliki diameter lebih dari 318 meter dan kedalaman 125 meter. Ini adalah suatu keajaiban alam yang belum pernah dieksplorasi.
Great blue hole sebenarnya adalah gua batu kapur yang terbentuk ratusan ribu tahun lalu saat permukaan laut jauh lebih rendah.
Pada akhir zaman es terakhir, lapisan es meleleh dan membuat permukaan air laut naik. Hal ini membuat gua tenggelam dan menjadi Great Blue Hole.
Di bulan November sampai Desember tahun lalu, tim ekspedisi melakukan lebih dari 20 penyelaman untuk membuat peta 3D dari Great Blue Hole.
Salah satu penyelaman yang merekam aksi Branson, Cousteau, dan pilot kapal selam Erika Bergman berkelana di Great Blue Hole disiarkan secara langsung di Discovery Channel.
Dalam wawancara dengan CNN, Bergman menceritakan bahwa dia sempat melihat stalaktit yang belum pernah dicatat sebelumnya.
"Itu sangat menarik karena daerah itu belum ditemukan dan dipetakan sebelumnya," kata Bergman.
Sama sekali tak ada cahaya yang bisa menembus dasar Great Blue Hole. Beruntung, peralatan sonar beresolusi tinggi memungkinkan tim melihat kekayaan tersembunyi di dalamnya.
"Dari jarak 20 sampai 30 meter dari stalaktit, Anda bisa melihat setiap detail yang sempurna, sangat indah," katanya.
Selain stalaktit, mereka juga menemukan beberapa jalur yang tidak dapat diidentifikasi tepat di dasar lubang.
Bergman dan timnya sekarang hampir menyelesaikan peta sonar 3D dari Great Blue Hole.
"Ini akan nampak sangat keren. Sebuah pemetaan sonar berlapis dari Great Blue Hole yang berdiameter seribu kaki (305 meter)," sambungnya.
Menurut postingan blog Aquatica Submarines yang juga terlibat dalam ekspedisi, tampilan peta 3D digabungkan dengan data lain yang dikumpulkan kapal selam pasif dari Great Blue Hole.
"Setelah diproses dan disusun, data ini akan dibagikan kepada Pemerintah Belize dan komunitas ilmiah global sebagai warisan dari ekspedisi," tulis blog tersebut seperti dilansir Newsweek, Rabu (27/2/2019).
Selain jalur misterius, Branson baru-baru ini menemukan botol plasti di dasar Great Blue Hole.
Atas temuan botol plastik itu, Branson pun menyindir kita di postingan blognya.
"Apakah monter di dasar laut benar adanya? Ada, monster sebenarnya yang dihadapi laut adalah perubahan iklim dan plastik. Kami melihat botol-botol plastik di dasar Great Blue Hole yang merupakan momok nyata lautan. kita semua harus menghentikan penggunaan plastik sekali pakai," tegas Branson.
https://sains.kompas.com/read/2019/02/28/180300223/tim-ekspedisi-temukan-lorong-misterius-dan-plastik-di-great-blue-hole