KOMPAS.com - Pada Selasa (19/2/2019) malam ini, fenomena Supermoon atau bulan purnama dengan titik terdekat dari bumi (perige) akan terjadi pada pukul 16.00 WIB hingga 22.53 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan bahwa bulan purnama perige terjadi mulai pukul 16.02 WIB. Saat itu posisi bulan berada di titik perige, yakni 363.300 kilometer, dan pukul 22.53 WIB bulan berada di fase bulan purnama terbesar.
Saat bulan purnama perige terjadi, ukuran bulan menjadi lebih besar 14 persen dari saat purnama apoge (titik terjauh bumi ke bulan).
Tak hanya lebih besar, saat purnama perige terjadi, bulan akan lebih terang 30 persen dibandingkan saat purnama apoge.
"Bulan dalam fase purnama ini memiliki nilai fase mendekati 100 persen yang terjadi bersamaan/berdekatan waktunya dengan bulan perige," ujar astronom amatir Indonesia, Ma'rufin Sudibyo saat dihubungi Kompas.com pada Selasa (19/2/2019).
Ia juga mengatakan bahwa fenomena unik ini bisa dilihat juga oleh masyarakat Indonesia.
"Bisa, dilihat oleh warga Indonesia dan tidak perlu menggunakan teleskop. Cuma tampak sebagai purnama biasa saja," ujar Ma'rufin.
"Dalam praktiknya, malam (yakni antara Matahari terbenam hingga terbit lagi keesokan paginya) pada saat atau sesaat pra/pasca nilai terbesar fase Bulan dicapai disebut 'malam purnama'. Dan itu berlaku juga untuk bulan perige," ujar Ma'rufin.
Tak hanya itu, peristiwa ini digadang-gadang menjadi Supermoon terbesar hingga 2026.
Ma'rufin mengatakan bahwa fenomena Supermoon ini juga akan berulang kembali pada 24 Desember 2026.
"Saat tanggal 24 Desember 2026, jarak bumi-bulan terdekat saat purnama, yakni sejauh 356.650 kilometer," ujar Ma'rufin.
Super Snow Moon
Sementara itu, ada juga yang menamai fenomena bulan purna perige ini sebagai "Super Snow Moon".
Menurut Ma'rufin, istilah Super Snow Moon sendiri berasal dari istilah astrologi, sebuah pseudosains.
Untuk istilah Snow Moon merupakan terminologi khas rakyat AS bagi bulan purnama yang terjadi sebelum vernal ekuinox (titik Musim Semi Matahari menandai dimulainya musim semi astronomis).
Peristiwa Supermoon ini juga memberikan dampak bagi pola pasang maksimum air laut di Indonesia, terutama di daerah pesisir utara Jakarta, pesisir utara Jawa Barat, pesisir utara Jawa Tengah, pesisir utara Jawa Timur, dan pesisir Kalimantan Barat.
Hal ini dapat berdampak pada gangguan transportasi di sekitar pelabuhan dan pesisir. Dampak bagi aktivitas petani garam dan perikanan darat juga terpengaruh oleh fenomena ini.
BMKG mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari fenomena tersebut dan tetap memperhatikan update informasi cuaca maritim dari situs BMKG resmi.
https://sains.kompas.com/read/2019/02/19/161800423/malam-ini-ada-fenomena-supermoon-terbesar-yang-disebut-super-snow-moon