Fenomena misterius itu ditangkap oleh satelit Mikhailo Lomonosov dari Universitas Moskow, tapi sayangnya tak ada artikel yang memberitakan kabar ini termasuk keterangan resmi dari pihak universitas.
Mikhail Panasyuk, direktur Institut Riset Fisika Nuklir di Universitas Moskow mengatakan bahwa kemungkinan besar itu adalah fenomena yang tak umum.
"Saat fenomena itu ditangkap Lomonosov, kami menemukan ledakan cahaya beberapa kali yang semuanya terlihat sangat jelas. Ledakan cahaya itu tidak disertai bayangan awan ataupun kilat. Ini sesuatu yang sangat aneh dan belum bisa kami pahami," kata Panasyuk.
Melansir IFL Science, Selasa (12/2/2019), ledakan cahaya itu tampak sangat kabur tapi kilatan cahaya samar yang muncul di atas petir sebenarnya kejadian relatif umum.
Biasanya kilatan cahaya di langit akan disertai cahaya merah dengan garis ungu yang membentang ke bawah.
Namun seperti yang dikatakan Panasyuk, kilatan cahaya yang ditangkap satelit Lomonosov adalah fenomena yang lain dari biasanya karena tidak ada kilatan cahaya.
Pada 2017 ilmuwan NASA menangkap kilatan cahaya dari ruang angkasa disebabkan oleh sinar matahari yang memantulkan kristal es.
Mereka menyadari semburan ini berasal dari awan cirrus pada ketinggian 5 sampai 8 kilometer di atas permukaan bumi.
Jika Panasyuk mengungkapkan tidak ada awan di bawah cahaya, ini artinya kilatan itu disebabkan oleh sesuatu yang lain. Ditambah tidak jelas apakah fenomena ini dapat ditangkap teleskop UV seperti yang ada di satelit Lomonosov.
https://sains.kompas.com/read/2019/02/13/200200323/satelit-rusia-tangkap-ledakan-cahaya-aneh-di-atmosfer-kita