Bagi Bejder, ini fenomena langka yang ditangkap dengan sangat dekat dalam 25 tahun terakhir dan beruntung ia merekamnya sehingga bisa kita tonton.
Seperti diwartakan Science Alert, Senin (4/2/2019), Bejder merupakan direktur Program Penelitian Mamalia Laut di Universitas Hawai'i.
Dia mempelajari mamalia laut dan mengaitkannya dengan perubahan iklim, aktivitas manusia, dan ketersediaan makanan yang bisa mempengaruhi perilaku mereka.
Fenomena langka ini tak sengaja direkam lewat drone.
Awalnya, Bejder menggunakan drone untuk memantau aktivitas paus seperti biasa di lepas pantai Maui. Namun tiba-tiba, kamera merekam percikan darah di air.
Bejder segera mengarahkan dronenya ke arah tersebut dan ternyata benar, seekor paus bungkuk baru saja melahirkan anaknya.
"Ini sangat luar biasa. Ini hanya sekitar 20 menit setelah paus bungkuk melahirkan anaknya," kata Bejder.
"Kami mendekati mereka, dan masih tampak darah di air dan tubuh mereka. Ini sesuatu yang sangat langka dan sangat dekat dengan proses kelahiran."
Mamalia laut seperti paus dan lumba-lumba sistem reproduksinya tidak seperti ikan. Mereka melewati proses kehamilan yang relatif lama, mirip manusia.
Bayi paus bungkuk akan menyusu selama lima sampai tujuh bulan sebelum akhirnya disapih.
Saat bayi paus bungkuk lahir, sang induk harus segera mendorongnya ke permukaan agar tidak tenggelam dan supaya bayinya bisa menarik napas pertama.
Jika semua berjalan lancar, paus bisa hidup sampai 50 tahun.
Menurut Bejder, bayi paus yang direkamnya masih memiliki sirip punggung dan tulang ekor yang cukup lunak. Selain itu, dia tidak dapat mendeteksi apakah bayi paus itu berjenis kelamin jantan atau betina.
"Saya pikir rekaman ini akan disukai banyak orang. Lewat (rekaman) ini, kita bisa lebih mengenal paus dan memberi pandangan berbeda tentang mereka. Saya pikir ini sangat spektakuler," kata Bejder.
https://sains.kompas.com/read/2019/02/05/114240523/langka-kelahiran-bayi-paus-bungkuk-terekam-kamera-drone