Kabar baiknya, kini replicator benar-benar ada di dunia dan terbukti memiliki fungsi yang hampir sama seperti dalam serial fiksi ilmiah yang sudah tayang sejak 1966 itu.
Pada dasarnya, Replicator bikinan ahli dari Universitas California-Berkeley ini merupakan printer 3D yang jauh lebih canggih. Namanya sendiri terinspirasi dari Replicator dalam film Star Trek.
Kalau printer 3D sebelumnya butuh waktu beberapa jam hingga berhari-hari untuk membuat suatu objek, Replicator hanya butuh dua menit.
Melansir Science Alert, Minggu (3/2/2019), para ahli menggunakan cahaya untuk menciptakan suatu objek.
Dalam laporan yang terbit di jurnal Science, Kamis (31/1/2019), Replicator yang mereka buat memiliki prinsip kerja sama seperti alat pemindai computed tomography (CT) dibanding printer 3D konvensional.
Replicator menciptakan bentuk 3D dengan memindai objek dari berbagai sudut, kemudian memproyeksikannya ke dalam tabung resin sintetis yang mengeras ketika terkena intensitas cahaya tertentu.
Hanya dalam waktu dua menit, tim berhasil membuat patung Sang Pemikir karya Auguste Rodin yang terkenal.
Lebih canggih dari sebelumnya, bukan berarti alat ini tak memiliki keterbatasan.
Menurut para ahli, sejauh ini alat tersebut baru bisa membuat objek berukuran kecil dan membutuhkan resin sintetis khusus untuk memproduksinya.
"Ini adalah teknologi baru yang menarik, dan bisa mengarahkan kita ke masa depan Star Trek," ujar para ahli.
https://sains.kompas.com/read/2019/02/04/190300723/ahli-lahirkan-replicator-star-trek-ke-dunia-bikin-objek-dari-cahaya