Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Pascaoperasi Bariatrik, Perubahan Apa yang Mungkin Dialami Titi Wati?

Melansir Hello Sehat, operasi bariatrik adalah langkah penurunan berat badan tercepat dan ditujukan bagi orang-orang bertubuh sangat gemuk.

Di Indonesia, operasi bariatrik setidaknya sudah pernah dijalani Arya Permana yang bobotnya menyentuh angka 192 kilogram saat berusia 10 tahun.

Terbaru ada Titi Wati atau Titin (37) yang baru saja menjalani operasi bariatrik pada (15/1/2019). Sebelumnya, berat badan Titin diperkirakan mencapai 300 kilogram.

Selain efektif menurunkan berat badan, ilmuwan dari Amerika Serikat juga menemukan bahwa prosedur ini dapat menurunkan massa otot, tapi juga meningkatkan kekuatan otot dan fisik pada pasien.

Kesimpulan itu dipaparkan tim ilmuwan dari Universitas California di San Fransisco (UCSF), AS, dalam makalah berjudul "Perubahan Massa Tanpa Lemak, Kekuatan Otot Absolut dan Relatif, serta Kinerja Fisik Setelah Operasi Pemotongan Lambung" yang terbit di The Journal of Clinical Endocrinology and Metabolism edisi 16 Januari 2019.

Pada abstrak penelitian, ahli menjelaskan studi ini bertujuan untuk memeriksa perubahan komposisi tubuh, kekuatan, aktivitas fisik, dan kinerja fisik selama 12 bulan setelah operasi bariatrik dengan teknik gastric bypass dijalankan.

Gastric bypass merupakan operasi bariatrik yang paling umum dilakukan. Prosedur ini melibatkan pembuatan rute baru dari bagian atas lambung dengan usus kecil untuk membuat lebih cepat merasa kenyang dan tak banyak kalori yang diserap dari makanan.

Untuk itu, tim melibatkan 47 orang dewasa obesitas yang terdiri atas 37 wanita dan 10 pria.

Mereka mengukur komposisi tubuh, kekuatan genggaman tangan, aktivitas fisik, dan kinerja fisik yang meliputi berapa lama waktu yang ditempuh untuk berjalan sejauh 400 meter saat 6-12 bulan sebelum dan sesudah operasi gastric bypass.

"Studi kami menemukan pasien bedah bariatrik cenderung mengalami penurunan kekuatan tangan, tapi kekuatan otot dan kinerja fisik relatif meningkat," kata penulis utama studi Diana Alba, dilansir Science Daily, Rabu (16/1/2019).

Bagi Alba, hal ini menunjukkan bahwa kehilangan massa otot dan kekuatan absolut (genggaman tangan) pascaoperasi bukan masalah berarti.

"Memiliki kekuatan otot dan fungsi fisik yang baik lebih penting untuk membantu mereka melakukan kegiatan sehari-hari," imbuh Alba.

Selain meningkatkan kemampuan otot, studi tentang operasi bariatrik tahun 2016 juga menemukan bahwa pasien yang melakukan prosedur ini secara signifikan dapat mengurangi risiko kematian dini akibat obesitas dan penyakit lainnya.

Studi yang saat itu dipresentasikan di ObesityWeek mengungkap bahwa risiko kematian dini berkurang hingga 48 persen setelah 10 tahun seseorang menjalani operasi pemotongan lambung.

Para ilmuwan yang terkait dengan studi ini memantau 2.700 pasien yang menjalani operasi bariatrik antara 2004 sampai 2014.

"Risiko kematian dini berkurang pada semua pasien, tetapi manfaat lebih banyak dirasakan oleh pasien berusia 60 tahun ke atas yang saat menjalani operasi operasi juga mengidap diabetes. Ini kemungkinan berhubungan dengan peningkatan metabolisme di tubuhnya dan kesehatratn jantung," kata Michelle R. Lent ahli daru Geisinger Obesity Institute, dilansir Science Daily (2/11/2016).

https://sains.kompas.com/read/2019/01/21/190200923/pascaoperasi-bariatrik-perubahan-apa-yang-mungkin-dialami-titi-wati

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke