Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perusahaan "Start-up" Rusia Ingin Bikin "Billboard" di Ruang Angkasa

KOMPAS.com - Pernahkah Anda membayangkan melihat papan iklan di ruang angkasa? Hal itu mungkin segera terwujud.

Sebuah perusahaan start-up Rusia kini sedang membuat rencana untuk menempatkan papan iklan raksasa atau billboard di ruang angkasa agar terlihat dari bumi.

Demi misinya tersebut, perusahaan bernama StartRocket itu mengusulkan untuk menggunakan formasi satelit kecil yang dikenal sebagai "CubeSats". Nantinya, formasi satelit ini akan mengorbit pada ketinggian 450 km dari permukaan Bumi.

Masing-masing satelit akan membentangkan layar yang terbuat dari mylar, sejenis plastik, berdiameter 9 meter.

Layar itu akan memantulkan cahaya Matahari dan menciptakan satu "piksel". Ketika digabungkan, piksel-piksel itu akan menciptakan satu "tampilan orbital" dengan area 50 kilometer persegi.

Bos perusahaan itu, Vladilen Sitnikov, menggambarkan ide gilanya sebagai "sifat manusia" yang ingin mengiklankan segalanya.

"Merek adalah bagian indah dari umat manusia," ungkap Sitnikov dikutip dari Newsweek, Kamis (17/01/2019).

Ide gila ini bahkan telah terpampang dalam laman perusahaan asal Rusia itu.

"Ruang angkasa harus indah. Dengan merek-merek terbaik, langit kita akan memukai setiap malam," kalimat yang tertulis dalam laman tersebut.

Sitnikov menyebut bahwa perusahaannya tengah mengembangkan purwarupa ide ini dengan bekerja sama dengan Institut Sains dan Teknologi Skolkovo di Moskow.

Rencana ini akan diuji coba pada awal tahun depan. Tapi, sejumlah hal masih belum jelas, seperti teknologi yang digunakan, dana perusahaan, hinggi izinnya.

Di lain pihak, para astronom ramai-ramai mengecam rencana itu. Salah satunya adalah Patrick Seitzer, astronom dari University of Michigan.

Seitzer menyebut akan ada sejumlah masalah teknis yang berkaitan dengan menjaga CubeSats tetep dalam formasi.

"Propulsi aktif akan diperlukan," kata Seitzer.

"Layar mylar yang besar akan efektid sebagai layar seret, dan dengan demikian CubeSat akan membusuk dari orbit dalam waktu singkat. Dengan begitu, kita harus terus-menerus mengisi kembali konstelasi," imbuhnya.

Tak hanya itu, Seitzer juga mencatat bahwa tampilan hanya akan terlihat ketika layar memantulkan sinar matahari dan pemirsa berada dalam kegelapan. Artinya, iklan hanya terlihat di malam hari dan pagi hari.

"Bergantung pada orbit yang dipilih, mereka mungkin terlihat selama beberapa hari, dan kemudian tidak terlihat selama seminggu atau lebih," kata Seitzer.

Lebih lanjut, CubeSats akan menyebabkan polusi ringan yang bisa mempengaruhi kesehatan mental manusia dan perilaku hewan serta tumbuhan.

Kabar buruk lainnya, jika ide ini dilaksanakan akan mengganggu pengamatan astronomi di lapangan.

"Ini ancaman terhadap kemampuan untuk melakukan penelitian astronomi dari tanah," astronom John Barentine, dari International Dark-Sky Association, mengatakan kepada Astronomi Magazine.
"Setiap satu dari cahaya yang bergerak di langit malam adalah sesuatu yang dapat mengganggu kemampuan kita untuk mengumpulkan foton dari sumber astronomi," tambahnya.

Dan untuk melengkapi semua ini, CubeSats hanya akan menambah masalah yang berkembang dari puing-puing ruang, terutama karena mereka tidak dirancang untuk bertahan lama.

"Meluncurkan proyek seperti ini tanpa nilai keamanan komersial, ilmiah, atau nasional tampaknya tidak bijaksana," kata Seitzer.

"Ruang angkasa akan semakin padat. Ada lebih dari 20.000 objek dengan orbit di katalog publik resmi yang dikelola oleh Angkatan Udara A.S. Kurang dari 10 persen dari benda-benda itu adalah satelit aktif — sisanya adalah satelit mati, benda roket tua, dan bagian dari pesawat ruang angkasa," tutupnya.

https://sains.kompas.com/read/2019/01/19/191609323/perusahaan-start-up-rusia-ingin-bikin-billboard-di-ruang-angkasa

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke