Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Soal Kasus Luka Bakar Usai Terperosok di Lahan Kosong, Ini Kata Ahli

KOMPAS.com - Kasus luka bakar yang dialami tiga anak di Bekasi menimbulkan banyak pertanyaan. Bagaimana tidak, ketiga anak itu mendapatkan luka bakar hanya karena terperosok di lahan kosong di Kampung Kramat Blencong, Desa Segara Makmur, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi.

Untuk itu, Kompas.com meminta pendapat dari Rovicky Dwi Putrohari, geolog dan anggota Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI).

"Salah satu bahan kimia yang menyebabkan luka bakar adalah Asam Sulfat atau banyak yang mengenalinya sebagai 'Air aki'," ungkap Rovicky melalui pesan singkat, Selasa (15/01/2019).

Menurut Rovicky, benda dengan nama senyawa H2SO4 ini memiliki efek mirip efek terbakar api jika terkena pada kulit manusia.

"Saya belum tahu apa limbah yang ada di situ (Bekasi), tetapi larutan asam yang sering menyebabkan luka seperti terbakar," ujar Rovicky.

Pendapat senada juga diungkapkan Yuyun Ismawati, ahli lingkungan sekaligus pendiri LSM Bali Fokus.

"Kemungkinan itu sludge (endapan) yang mengandung spent sulphuric acid," kata Yuyun.

"Sulphuric acid banyak digunakan untuk proses kimia di berbagai industri antara lain industri tekstil untuk membuat pewarna," imbuhnya.

Rovicky juga menuturkan salah satu contoh luka bakar yang kemungkinan akibat terkena larutan asam adalah kasus Novel Baswedan.

Kasus lain serupa adalah tergulingnya truk yang mengangkut asam sulfat di Tol Angke. Peristiwa pada Mei 2015 itu bahkan menewaskan seorang tunawisma yang tak sengaja menghirup asap tumpahan cairan kimia tersebut.

Ciri-ciri

Seperti yang terjadi di tol Angke, kemungkinan, tanah lapang di Bekasi itu juga tercemar oleh cairan kimia.

Rovicky menuturkan bahwa ada ciri yang terlihat dari tanah yang tercemar larutan asam.

"Biasanya tanahnya berasap," tegas Rovicky.

"Ini karena terjadi reaksi oksidasi," imbuhnya.

Selain itu, Rovicky juga menjelaskan bahwa larutan asam bersifat sangat korosif.

"Kalau terkena besi menjadikan cepat karatan," ucapnya.

"Sangat berbahaya," dia menegaskan.

Sayangnya, menurut Yuyun, ciri-ciri ini tidak selalu terlihat. Salah satu yang hal yang paling menegaskan cemaran larutan asam adalah efek panas dan terbakar jika terkena kulit.

"Susah (untuk melihat ciri-cirinya), nggak bisa kelihatan kasat mata," tuturnya.

Yuyun juga meminta masyarakat untuk berhati-hati dalam menggunakan air sumur di dekat tempat kejadian perkara. Itu karena, menurut Yuyun, ada kemungkinan di tanah kosong tersebut telah ditimbun dengan limbah.

"Kemungkinan itu sludge dari limbah pabrik yang dimanfaatkan untuk tanah urukan," kata Yuyun.

Cara Menetralkan

Larutan ini memang bisa mencemari lingkungan, meski begitu juga bisa dinetralkan. Rovicky membagikan beberapa tips sederhana untuk menetralkan limbah tersebut.

"Salah satu cara mudah menetralkan limbah adalah dicampur dengan air soda atau soda kue (baking soda)," tuturnya.

Namun perlu diperhatikan, cara ini hanya bisa dilakukan untuk wilayah tercemar yang kecil saja.

"Kalau skalanya besar ya jangan sederhana begitu," kata Rovicky.

"Ini (penggunaan backing soda) kalau misal dirumah menumpahkan air aki ketika mengisi saja.
kalau sekala pabrik ya harus benar-benar proper lah," tegasnya.

Selain itu, dalam skala besar, dia menjelaskan pentingnya melihat kasus yang terjadi. Terutama, dia menegaskan jenis larutan asam perlu diketahui terlebih dahulu sebelum menentukan cara menetralkannya.

https://sains.kompas.com/read/2019/01/15/173500623/soal-kasus-luka-bakar-usai-terperosok-di-lahan-kosong-ini-kata-ahli

Terkini Lainnya

Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Kisah Penemuan Kerabat T-Rex, Tersembunyi di Laci Museum Selama 50 Tahun
Fenomena
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Planet Baru Mirip Bumi Ditemukan Mengorbit Bintang Katai 
Fenomena
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Mengapa Evolusi Bisa Menjelaskan Ukuran Testis Manusia Tapi Tidak Dagu Kita yang Unik
Kita
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Paus Pembunuh Berbagi Mangsa dengan Manusia: Tanda Kepedulian atau Rasa Ingin Tahu?
Oh Begitu
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Apakah Kucing Satu-Satunya Hewan yang Bisa Mengeluarkan Suara Mendengkur?
Oh Begitu
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Siapakah Pemburu Terhebat dan Terburuk di Dunia Hewan? 
Oh Begitu
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Misteri Sepatu Raksasa Romawi Kuno, Siapakah Pemiliknya?
Oh Begitu
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Bagaimana Wujud Neanderthal dan Denisovan Jika Masih Hidup Hari Ini?
Kita
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
NASA Temukan Objek Antar-Bintang yang Melintas Cepat di Tata Surya
Fenomena
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Keindahan Planet Merkurius Terlihat Jelas di Langit Senja Juli Ini
Oh Begitu
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Ditemukan, Planet Ekstrem yang Memicu Semburan Energi di Bintang Induknya
Oh Begitu
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Bisakah Serigala dan Rubah Kawin Silang? Ini Jawaban Ilmiahnya
Oh Begitu
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Satelit “Zombie” NASA Kembali Hidup, Pancarkan Sinyal Radio Setelah 60 Tahun Mati Total
Oh Begitu
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Teleskop Webb Ungkap Rahasia Materi Gelap di Zona Tabrakan Kosmik
Fenomena
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Peneliti Temukan Saklar Kolesterol, Harapan Baru Cegah Penyakit Jantung, Diabetes, dan Kanker
Kita
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke