Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

350 Tahun Lalu Orang Jerman Percaya Ini adalah Unicorn, Faktanya...

Kepercayaan itu disertai bukti kerangka bertanduk yang kini disimpan dalam Museum Sejarah Alam Magdeburg, Jerman.

Bila Anda ke museum itu, akan ada satu kerangka bertanduk yang diyakini sebagai unicorn oleh orang Jerman masa lalu.

Namun, penelitian terbaru tidak mengungkap bahwa itu adalah unicorn seperti yang diceritakan dalam dongeng.

Fakta sebenarnya, "unicorn" bertanduk itu adalah badak berbulu. Spesies yang sudah punah dan hidup di sebagian besar Eurasia sampai akhir Zaman Es terakhir.

Namun bila kembali ke Jerman di abad ke-17, semua orang mungkin akan mengamini bahwa makhluk itu adalah kerangka unicorn, tak terkecuali para cendekiawannya.

Dilansir IFL Science, Jumat (4/1/2019), tulang "unicorn" pertama kali ditemukan di sebuah gua yang ada di pegunungan dekat kota Quedlinburg, Jerman pada 1663.

Temuan itu menarik perhatian ilmuwan Prusia, Otto von Geuricke. Ia menyimpulkan kerangka yang tidak lengkap itu memang unicorn.

Laporan tentang kerangka berakhir dengan sebuah ilustrasi dari sebuah buku yang ditulis cendekiawan terkenal Jerman, Gottfried Leibniz, dan nantinya digunakan sebagai petunjuk oleh para ahli.

Seperti dipaparkan dalam artikel yang kini dimuat di jurnal Nature, Leibniz menyimpulkan bahwa tulang aneh itu adalah milik unicorn legendaris.

"Tanduk, kepala, beberapa tulang rusuk, tulang belakang, dibawa ke tempat kepala biara," tulisnya dalam buku sejarah geologi dan alam Protogaea (1690-1691).

Kembali ke musim semi tahun lalu, para ahli mengklaim telah membuktikan DNA pada tulang unicorn dan menemukan bahwa itu adalah kerangka milik spesies yang sudah punah, Monoceros mendaciloquus. Ini adalah hewan langka berkuku yang hidup di masa Pleistosen dan keturunan terakhirnya mati pada akhir abad Pertengahan.

https://sains.kompas.com/read/2019/01/05/170000523/350-tahun-lalu-orang-jerman-percaya-ini-adalah-unicorn-faktanya-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke