KOMPAS.com - Adik dari Bupati Trenggalek Emil Listyanto, Eril Ario Listanto Dardak, ditemukan meninggal di kamar kosnya pada hari Rabu (12/12/2018) siang.
Hasil olah kejadian perkara menemukan banyak hal tidak biasa saat Eril meninggal. Salah satunya adalah tayangan Youtube berjudul “Oxygen Regulator Medical” yang ditontonnya sebelum meninggal.
Dari judulnya, video tersebut kemungkinan besar membahas alat medis yang disebut medical oxygen regulator (pengatur oksigen medis).
Dijelaskan oleh dr RR Diah Handayani, SpP (K), seorang dokter spesialis paru dari RSUP Persahabatan, medical oxygen regulator merupakan alat yang berfungsi untuk mengatur volume, tekanan, dan kelembapan oksigen yang diberikan ke pasien, serta memantau isi tabung.
Bila Anda pernah melihat seseorang memakai tabung oksigen, yang disebut regulator adalah alat dengan ukuran yang disambungkan ke tabung oksigen tersebut, tidak termasuk selangnya.
Alat ini biasanya juga dihubungkan dengan tabung air untuk menambahkan kelembapan pada oksigen yang dihirup pasien.
“Sebab, ketika kita menghirup oksigen dari udara bebas kan ada hidung yang mengatur kelembapan. Tapi kalau oksigen yang kita hirup dari tabung itu agak sedikit berbeda, agak kering,” ujarnya.
Oleh karena itu, dr Diah berkata bahwa regulator ini harus digunakan ketika pasien menghirup dari tabung oksigen. Pasalnya, tanpa regulator kita tidak bisa mengukur berapa banyak yang dikeluarkan oleh tabung dan udaranya kering.
“Bisa saja itu (oksigen) keluarnya langsung banyak, dan itulah yang berbahaya kalau ada percikan api di sekitar. Kan namanya api itu dibakar menggunakan oksigen. Di situlah berbahayanya,” katanya.
Berbagai kondisi yang membutuhkan oksigen
Ada banyak kondisi yang membutuhkan tabung oksigen dan regulatornya. Namun, pada dasarnya adalah gangguan pernapasan.
Salah satu penyakit yang paling sering menggunakan tabung oksigen adalah asma. Ketika asma kambuh, pasien mengalami sesak napas dan kebutuhan oksigennya meningkat untuk sementara waktu (akut).
Penyakit lain yang juga membutuhkan bantuan tabung oksigen adalah penyakit paru obstruktif kronik (PPOK). Penyakit yang penyebab utamanya adalah rokok ini merupakan kondisi di mana saluran pernapasan pasien mengalami penyempitan sehingga kekurangan oksigen.
Pasien PPOK memang bisa mengalami sejenis kekambuhan yang disebut eksaserbasi di mana kebutuhan oksigennya menjadi lebih besar.
Akan tetapi, PPOK juga bersifat kronik progresif yang artinya menahun dan cenderung memburuk. Pada pasien PPOK yang berat, kebutuhan oksigen sehari-harinya pun sudah berkurang karena kemampuan paru-parunya untuk menyerap oksigen menurun.
“Orang-orang inilah yang membutuhkan (tabung) oksigen secara terus-menerus. Kita istilahkan terapi oksigen jangka panjang,” kata dr Diah.
Selain asma dan PPOK, penyakit lain di mana fungsi paru pasien berkurang, seperti kanker paru, TBC, dan stroke yang menganggung fungsi pernapasan, juga memerlukan bantuan oksigen jangka panjang.
Kekeliruan penggunaan medical oxygen regulator
Bila dicari di Google, Anda akan menemukan bahwa regulator oksigen bisa dibeli di berbagai toko online. Dokter Diah berkata bahwa penjualan alat ini memang tidak dibatasi dan diperbolehkan bagi toko alat-alat kesehatan.
“Tapi, memang seharusnya toko alat-alat kesehatan itu ada semacam aturannya. Tapi, masing-masing alat pasti berbeda standar penjualannya,” katanya.
Terkait penyalahgunaan alat ini, dr Diah berkata bahwa istilah yang lebih tepat mungkin adalah kekeliruan dalam penggunaan, misalnya pemasangan regulator yang tidak pas sehingga menimbulkan kebocoran atau pasien tidak mengikuti anjuran dokter untuk mengatur tekanannya.
“Kadang-kadang, orang suka salah persepsi bahwa kebutuhan oksigen itu banyak-banyak supaya cepat sembuh. Jadi yang seharusnya 2 liter per menit dipasang 5 liter per menit. Ini juga berbahaya karena kalau badan kita mendapatkan oksigen secara mendadak di luar batas yang seharusnya, paru-paru kita pun bisa pecah,” ujarnya.
Lalu, meskipun namanya medical oxygen regulator, alat ini juga bisa digunakan untuk gas lainnya, misalnya nitrogen dan karbon dioksida.
“Bisa digunakan (untuk gas lain) karena dia fungsinya untuk mengatur volume dan tekanan saja. Tapi karena gas itu akan bertemu di dalam, sebaiknya satu gas satu regulator saja,” tutup dr Diah.
https://sains.kompas.com/read/2018/12/14/170700123/mengenal-medical-oxygen-regulator-yang-ditonton-eril-dardak