KOMPAS.com — Pada penghujung tahun ini, langit pun ikut berpesta. Setidaknya terdapat dua peristiwa astronomi menarik yang bisa Anda saksikan di langit Indonesia.
Mereka adalah hujan meteor Geminid dan penampakan komet 46P/Wirtanen di angkasa.
“Merujuk pada situs Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), ada dua peristiwa luar angkasa, Meteor Showers Geminids dan penampakan Komet 46P/Wirtanen,” kata Fatuhri Syabani, Kepala Seksi Data dan Informasi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Gorontalo, Kamis (13/12/2018).
Hujan meteor Geminid akan terlihat pada 14-17 Desember 2018. Peristiwa ini bisa disaksikan pengamat meteor di seluruh dunia karena berlangsung selama 24 jam penuh.
Sementara itu, Fatuhri menjelaskan, penampakan Komet 46P/Wirtanen paling jelas terlihat pada 16 Desember 2018.
Hujan meteor Geminid
Para pengamat astronomi melihat peristiwa ini sebagai fenomena ruang angkasa yang memikat sebelum pergantian tahun. Pasalnya, pada tahun lalu pun hujan meteor Geminid juga memuncak pada tanggal 14 Desember 2017.
Dilansir dari artikel Kompas.com pada tahun lalu, astronom amatir Marufin Sudibyo menjelaskan bahwa hujan meteor Geminid merupakan hujan meteor yang tidak biasa. Pasalnya, ia berinduk pada 3200 Phaethon yang merupakan asteroid dan bukan komet.
Dari 12 hujan meteor utama, hanya dua, yaitu Geminid dan Quadrantids, yang bukan dari remah-remah komet.
Marufin pun mengungkapkan bahwa hujan meteor Geminid yang mendapatkan namanya karena seakan-akan berasal dari satu titik dalam rasi Gemini bisa mencapai 120 meteor per jam pada puncaknya dan tergolong hujan meteor paling intensif.
Meteor-meteor itu melesat dengan kecepatan 35 kilometer per detik dan memiliki elemen orbital yang relatif sama dengan elemen orbital Phaethon.
Komet 46P/Wirtanen
Lain dari biasanya, hujan meteor Geminid tahun ini akan ditemani oleh penampakan komet 46P/Wirtanen. Komet ini akan menjadi yang paling terang pada tahun 2018.
Dilansir dari News.com.au, Rabu (12/12/2018), 46P/Wirtanen sebetulnya mengorbit setiap 5,4 tahun sekali. Namun, ia jarang cukup dekat ke Bumi untuk dapat dilihat.
Nah, tahun ini akan menjadi jarak terdekatnya dari bumi dalam 70 tahun terakhir, yaitu sekitar 11,5 juta kilometer. Walaupun terkesan jauh, jarak tersebut sebetulnya cukup dekat untuk membuat 46P/Wirtanen dapat dilihat dari Bumi.
Meski demikian, jangan berharap 46P/Wirtanen akan tampak seperti lampu sorot di langit malam. Sebagai komet kecil, 46P/Wirtanen kemungkin besar hanya akan tampak seperti bola cahaya hijau yang samar.
Lalu, kalau pun ada ekornya, ekor 46P/Wirtanen yang sebagian besar terdiri dari gas hanya akan tampak panjang, tipis, dan sulit untuk dilihat.
https://sains.kompas.com/read/2018/12/13/200500223/bulan-ini-langit-malam-akan-dimeriahkan-oleh-2-peristiwa-luar-angkasa