Meski spesies itu sudah punah sejak kematian Lonesome George pada 2012, tapi ia dan kura-kura raksasa lain dari kepulauan Galapagos di Samudera Pasifik menyisakan petunjuk genetik yang dapat mengungkap mengapa mereka memiliki umur panjang, setidaknya lebih dari 100 tahun.
Petunjuk genetik itu dianalisis oleh tim peneliti gabungan dari Universitas Yale, Universitas Oviedo di Spanyol, Galapagos Conservancy, dan Galapagos National Park Service.
Dalam laporan yang dimuat di jurnal Nature Ecology & Evolution, Senin (3/12/2018) tim menemukan kura-kura raksasa seperti Lonesome George berumur panjang karena mereka memiliki sejumlah varian gen yang tidak ditemukan pada vertebrata dengan umur pendek.
Varian gen itu terkait dengan perbaikan DNA, respon imun, dan penekanan kanker.
"Lonesome George ternyata masih memberi kita pengetahuan setelah kepergiannya," kata Adalgisa Gisella Caccone, peneliti senior dari Departemen Ekologi dan Biologi Evolusi Universitas Yale sekaligus penulis senior seperti dilansir Eurekalert, Senin (3/12/2018).
Caccone mulai mengurutkan seluruh genom Lonesome George pada 2010. Hal ini dilakukannya untuk mempelajari evolusi populasi kura-kura di Galapagos.
Setelah Caccone menyelesaikan pekerjaannya, rekan penelitinya Carlos Lopez-Otin dari Universitas Oviedo mengambil alih dengan menganalisis data tersebut dan spesies kura-kura lain untuk mencari varian gen terkait dengan umur panjang.
"Kami sebelumnya telah merumuskan sembilan tanda penuaan, dan setelah mempelajari 500 gen berdasarkan klasifikasi tersebut, kami menemukan varian tertentu berpotensi memengaruhi enam keistimewaan yang dimiliki kura-kura raksasa. Ini membuka jalur baru untuk penelitian tentang penuaan," ujar Lopez-Otin.
https://sains.kompas.com/read/2018/12/04/180000423/gen-kura-kura-raksasa-ungkap-rahasia-hidup-panjangnya