KOMPAS.com – Selama ini, pemanfaatan tinja sebagai bahan bakar lebih banyak berfokus pada kotoran hewan dan hasil berupa biogas.
Namun, sekelompok peneliti dari Ben Gurion University of Negev (BGU), Israel berhasil mengubah kotoran manusia menjadi hidrokarbon atau bahan bakar biomassa yang menyerupai arang dan pupuk yang kaya nutrisi.
"Eksresi manusia dianggap berbahaya karena potensinya dalam menularkan penyakit. Meskipun kaya nutrisi organik seperti nitrogen, fosfor dan kalium; eksresi manusia juga mengandung mikropolutan dari obat-obatan yang dapat menyebabkan masalah lingkungan jika tidak dibuang atau digunakan kembali dengan benar" kata Amit Gross.
"Dengan memperlakukan kotoran manusia dengan benar, kita dapat mengatasi semua masalah ini sekaligus," imbuh Gross yang berasal dari Departemen Hidrologi Lingkungan dan Mikrobiologi di BGU, seperti diberitakan News Week, Kamis (15/11/2018).
Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Cleaner Production, para peneliti menggunakan teknik yang dikenal sebagai "karbonisasi hidrotermal" untuk memanaskan eksresi manusia dalam pressure cooker khusus dengan tiga suhu berbeda, yaitu 180, 210 dan 240 derajat celsius selama periode 30, 60 atau 120 menit.
Proses ini bertujuan untuk mensterilkan kotoran manusia, mengeringkannya, dan menciptakan zat seperti batu bara yang mengandung hidrokarbon dan juga cairan cair yang kaya nutrisi.
Hasil dari proses ini terbukti dapat digunakan untuk memasak bagi rumah tangga dan keperluan apapun yang membutuhkan panas. Selain itu, cairan kaya nutrisi yang dihasilkan dapat digunakan sebagai pupuk.
Menurut para peneliti, hasil ini berpotensi besar menjadi jawaban dalam mengatasi dua masalah yang mempengaruhi banyak negara, yaitu sanitasi yang buruk dan kebutuhan energi yang terus meningkat.
Menurut data WHO, meskipun akses ke pengolahan limbah di seluruh dunia telah meningkat secara signifikan dalam beberapa tahun terakhir, tetapi masih ada sekitar 2,3 miliar orang kekurangan layanan sanitasi dasar. Berdasarkan angka tersebut, sekitar 892 juta orang yang sebagian besar tinggal di wilayah rural masih buang air besar di ruang terbuka.
Kelangkaan energi juga masih menjadi masalah. Sekitar 2 miliar orang di seluruh dunia menggunakan biomassa seperti kayu yang diubah menjadi arang dan kemudian digunakan untuk memasak.
Namun, praktik-praktik seperti ini secara jelas memiliki dampak yang signifikan terhadap lingkungan. Selain itu, penggunaan arang kayu turut berkontribusi terhadap polusi udara, emisi gas rumah kaca, deforestasi dan erosi tanah.
Oleh karenanya, pemanfaatan kotoran manusia menjadi bahan bakar rumah tangga seakan menjawab kegelisahan masyarakat dunia akan dampak perubahan iklim yang disebabkan penggunaan bahan bakar lingkungan seperti kayu dalam kegiatan rumah tangga.
https://sains.kompas.com/read/2018/11/20/193500223/jika-caranya-benar-tinja-kita-juga-bisa-disulap-jadi-arang-dan-pupuk