KOMPAS.com — Bukan rahasia lagi, setiap manusia membutuhkan air untuk tetap bertahan hidup. Ketika kita minum terlalu sedikit, kita akan mengalami dehidrasi yang berbahaya bagi tubuh.
Tapi, pernahkah Anda bertanya, apa yang terjadi pada tubuh jika kita minum terlalu banyak?
Sama seperti kurang minum, konsumsi air terlalu banyak juga bisa membahayakan bagi manusia. Tidak hanya untuk tubuh, tapi juga otak.
Minum air terlalu banyak daripada yang bisa diproses ginjal bisa membuat kadar natrium dalam darah tidak seimbang. Hal ini disebut dengan keracunan air.
Dalam kasus yang ekstrem, terlalu banyak minum bisa menyebabkan kerusakan otak, koma, hingga kematian.
Dilansir dari Business Insider, Kamis (15/11/2018), ginjal manusia hanya dapat memproses 800 hingga 1.000 mililiter air per jam.
Jika Anda meminum lebih dari batas tersebut tanpa muntah, akan ada bahaya yang mengintai tubuh dan otak Anda. Pasalnya, Anda minum lebih cepat daripada ginjal mengelola air.
Pada Sel Tubuh
Kelebihan ini nantinya akan berakhir di sel-sel tubuh.
Dalam keadaan normal, sel tubuh dikelilingi dengan larutan yang terbuat dari natrium dan air seimbang. Larutan ini mengalir masuk dan keluar melalui lubang kecil di membran sel.
Hal inilah yang menjaga konsentrasi natrium baik di dalam dan luar sel tetap seimbang.
Namun, ketika kita minum terlalu banyak air, konsentrasi larutan tersebut menjadi terdilusi (tidak seimbang). Larutan tersebut menjadi tidak cukup asin.
Untuk itu, sebagian dari kelebihan air masuk ke dalam sel agar mengembalikan keseimbangan. Sayangnya, hal ini menyebabkan sel-sel membengkak.
Dokter menyebut fenomena ini sebagai keracunan air dan merupakan sebuah masalah besar.
Pada Otak
Seperti yang terjadi pada sel tubuh, kelebihan air akan membuat sel di otak membengkak. Tapi, ceritanya menjadi lain karena tengkorak manusia adalah tulang yang tidak bisa melar.
Jadi, ketika otak membengkak, ia akan menekan di kepala Anda.
Akibat yang mungkin Anda rasakan adalah sakit kepala, kebingungan, atau mengantuk.
Namun, jika ini tidak segera ditangani dan tekanan justru meningkat, muncul risiko kerusakan otak, koma, bahkan kematian.
Risiko tersebut bahkan bisa terjadi hanya dalam waktu kurang dari 10 jam.
Contoh Kasus
Anda mungkin tidak langsung percaya dengan penjelasan di atas. Tapi berikut beberap contoh kasus yang pernah terjadi.
Dalam laporan di Journal of Clinical Pathology tahun 2003, seorang perempuan berusia 64 tahun meninggal pada malam yang sama setelah minum 30 hingga 40 gelas air.
Para peneliti menyimpulkan, penyebab kematian perempuan itu adalah hiponatremia yang merupakan akibat dari keracunan air.
Kasus lain diungkap dalam jurnal Militer Medicine pada 2001. Dalam laporannya, para peneliti mengamati data dari pihak militer AS untuk mengidentifikasi kasus hiponatremia selama 1996 hingga 1997.
Hasilnya, 17 kasus terjadi terkait kebiasaan para siswa militer AS yang menenggak 2 liter air per jam setelah melalui pelatihan yang berat.
Mereka mengalami muntah dan tegang.
Risiko ini juga mengintai para pelari maraton. Sebuah penelitian menemukan, satu dari enam pelari maraton mengalami keracunan air ringan akibat stres perlombaan.
Cara Paling Aman
Kabar baiknya, ada cara mudah untuk tetap aman mengonsumsi air.
Sebagai catatan, kebutuhan cairan orang dewasa sehat rata-rata adalah 3-4 liter sehari. Angka ini bukan kebutuhan air minum, melainkan jumlah total cairan yang dibutuhkan oleh tubuh.
Cairan tersebut bisa berasal dari makanan lain.
Selain itu, cara terbaik untuk menghindari keracunan air adalah minum ketika haus. Kemudian segera berhenti.
https://sains.kompas.com/read/2018/11/17/173500323/hati-hati-terlalu-banyak-minum-air-ternyata-membahayakan-tubuh