KOMPAS.com — Piramida Agung Giza yang dibangun sekitar 4.500 tahun lalu dan masih berdiri kokoh hingga kini masih menyisakan misteri. Selama berabad-abad ada perdebatan mengenai bagaimana sebenarnya orang Mesir kuno bisa membangun struktur piramida tersebut.
Namun, kini tim dari French Institute for Oriental Archaeology di Kairo dan University of Liverpool, Inggris, rupanya telah menemukan bukti yang dapat menjadi titik terang mengenai konstruksi piramida itu.
Pernyataan dari Kementerian Kepurbakalaan Mesir mengungkapkan bahwa para arkeolog menemukan sisa-sisa dari sistem unik yang digunakan untuk mengangkut dan memindahkan blok batu dari tambang batu pualam bernama Hatnub yang berada di gurun bagian timur.
Meskipun sebagian besar Piramida Besar terbuat dari batu kapur, orang Mesir biasanya juga menggunakan batu pualam untuk beberapa fitur, seperti lantai, patung, peti mati, ataupun vas.
Sistem yang ditemukan oleh para arkeolog untuk memindahkan pualam itu sendiri terdiri dari jalan utama yang dikelilingi oleh dua tangga berisi beberapa lubang tiang.
"Dengan menggunakan kereta luncur, orang Mesir kuno mampu menarik blok-blok pualam keluar dari tambang di lereng yang sangat curam," kata Yannis Gourdon, salah satu arkeolog yang terlibat.
Tali yang terpasang pada kereta luncur membuatnya lebih mudah untuk ditarik di jalan.
Sistem ini merupakan yang pertama kalinya ditemukan di tambang Mesir kuno. Tak pelak lagi, temuan ini dapat memberikan wawasan tentang misteri bagaimana blok batu kapur besar, yang membentuk sebagian besar piramida, akhirnya ditarik ke samping.
"Sistem semacam ini tidak pernah ditemukan di tempat lain. Dan temuan ini membuktikan bahwa sistem pengangkutan ini sudah ada setidaknya sejak pemerintahan Khufu, pembangun Piramida Besar Giza," ujar Gourdon seperti dikutip dari Newsweek, Kamis (1/11/2018).
Ini artinya selama masa pemerintahan Khufu, orang Mesir kuno tahu bagaimana memindahkan batu-batu besar menggunakan lereng yang sangat curam.
"Oleh karena itu, mereka bisa menggunakannya untuk pembangunan piramidanya," papar Gourdon lagi.
Temuan ini sekaligus mendukung hipotesis konstruksi yang menyatakan bahwa piramida dibangun dengan memindahkan batu-batu besar dari tambang dengan ditarik dan diangkat. Namun, memang sebelum ini ada banyak ketidaksepakatan mengenai hipotesis tersebut.
Ada banyak perdebatan juga mengenai tenaga kerja yang dipakai. Orang Yunani kuno berpikir bahwa Piramida Besar dibangun menggunakan tenaga kerja budak sekitar 100.000 orang.
Akan tetapi, pada akhir abad ke-20, para arkeolog menemukan bukti bahwa tenaga kerja yang digunakan jumlahnya jauh lebih sedikit, hanya 20.000 orang pekerja terampil saja yang mungkin dipakai untuk tugas pembuatan piramida.
Piramida Besar Giza sendiri merupakan bangunan tertinggi di dunia selama lebih dari 3.800 tahun dan memiliki tinggi sekitar 86 meter.
Pengerjaannya selesai sekitar 2560 SM selama masa pemerintahan Khufu. Para ahli memperkirakan bahwa pengerjaannya membutuhkan waktu sekitar 10-20 tahun.
https://sains.kompas.com/read/2018/11/10/172453223/bagaimana-piramida-dibangun-ilmuwan-ungkap-rahasianya