The British Association of Plastic, Reconstructive, and Aesthetic Surgeons (BAPRAS) menyebut kembang api sebagai ancaman besar untuk kesehatan dan keselamatan. Namun sayangnya, kembang api dipasarkan sama seperti mainanan lainnya, tanpa peringatan yang cukup.
Para ahli berharap agar pembuat kembang api dapat memberikan peringatan bahaya berupa gambar luka bakar, sama seperti risiko merokok pada kemasannya.
Tahun lalu, korban luka bakar akibat kembang api ada 4.436 orang di Inggris. Angka ini dua kali lipat lebih tinggi dibanding data 2009-2010 yang korbannya 2.141 orang.
Setengah dari korban berusia di bawah 18 tahun dan 80 persen di antaranya laki-laki.
"Kami sangat prihatin tentang penyalahgunaan kembang api, terutama korban yang berusia di bawah 18 tahun," kata konsultan ahli bedah plastik sekaligus Presiden BAPRAS.
"Meski kembang api menyenangkan seperti mainan, orang lupa bahwa benda itu terbuat dari bahan peledak yang bisa menyebabkan luka serius dan mungkin memerlukan operasi," imbuhnya dilansir Telegraph, Selasa (6/11/2018).
Ia mengatakan, para ahli bedah di Inggris selalu kebanjiran korban petasan atau kembang api setiap tahunnya.
Untuk itulah, ia berharap agar Pemerintah setempat membuat aturan atau Undang-undang bahwa produsen kembang api wajib memberi ilustrasi bahaya pada kemasannya.
BAPRAS percaya, langkah itu dapat mengurangi jumlah korban luka bakar atau operasi karenanya.
Sementara itu, studi yang dilakukan YouGov menemukan bahwa 68 persen orang tua di Inggris telah menyetujui bila ada peringatan bahaya kembang api pada kemasannya.
"Di London Timur, saya melihat banyak anak-anak yang menyalahgunakan penggunaan kembang api. Mereka memakainya sebagai senjata atau untuk mengganggu orang lewat dan bahkan layanan darurat kami," kata Jim Fitspatrick seorang anggota Parlemen Buruh.
https://sains.kompas.com/read/2018/11/07/210000423/ahli-sarankan-kembang-api-diberi-peringatan-bahaya-seperti-rokok