Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

8 Perawatan Lawan Jerawat Ini Dilarang Ahli Dermatologi

Bukannya ampuh melawan jerawat, produk perawatan tertentu justru bisa membuat kulit iritasi atau bahkan membuat jerawat menjadi lebih buruk.

Untuk itu, penting untuk mengetahui apa yang aman digunakan dan apa yang sebaiknya dijauhi.

Berikut adalah 8 hal yang sebaiknya Anda hindari saat mengobati jerawat menurut ahli dermatologi seperti dilansir Science Alert, Sabtu (3/11/2018).

1. Jangan sentuh jerawat dengan tangan

Dokter spesialis kulit dari New York, Charlotte Birnbaum berkata bahwa cara terbaik merawat jerawat adalah tidak menyentuhnya.

"Jangan pencet jerawat," kata Birnbaum kepada Insider.

"Hal ini akan memperburuk jerawat karena bakteri yang ada di tangan masuk ke jerawat dan hal itu akan mendorong bakteri berkembang lebih banyak di jerawat. Juga, trauma dari memencet jerawat akan menyebabkan jaringan parut dan butuh perawat mahal untuk memperbaikinya".

Dibanding memencet jerawat sendiri, Birnbaum menyarankan untuk menyerahkannya pada dokter kulit.

"Mereka akan melakukannya dengan cepat dan aman," imbuhnya.

2. Minyak atsiri tidak akan memberi keajaiban

Minyak atsiri mungkin dikenal dapat menyembuhkan, tapi menurun dokter kulit Tennessee Carley Fowler hal itu bukan pilihan terbanyak.

"Minyak atsiri sebenarnya hanya minyak. Minyak menyumbat pori-pori dan dapat memperburuk jerawat. Minyak atsiri juga bisa memicu reaksi alergi," kata Fowler.

Fowler menambahkan, penggunaan minyak pohon teh yang sempat populer juga dapat membuat kulit iritasi dan memperburuk jerawat.

"Jika mau mengoleskan produk ke jerawat, lebih baik yang disetujui dokter kulit," katanya.

3. Pasta gigi lebih banyak efek buruknya dibanding manfaat

Pasta gigi adalah trik lama yang diwariskan turun temurun. "Taruh pasta gigi di jerawat agar kering keesokan harinya".

Namun, Susan Bard ahli dermatologi yang tinggal di New York mengatakan bahwa pasta gigi justru dapat memperburuk jerawat.

"Ini (pasta gigi) dapat menyebabkan iritasi atau dermatitis kontak alergi," katanya.

Dermatitis kontak alergi adalah reaksi alegi terhadap suatu produk, biasnya membuat kulit ruam merah dan gatal.

Untuk menghindari hal itu, Bard lebih menyarankan untuk menggunakan produk perawatan jerawat yang dijual bebas di pasaran.

"Tapi gunakan seperlunya, tidak lebih dari sekali atau dua kali sehari. Kebanyakan mengoleskan produk penghilang jerawat juga bisa menyebabkan kulit rusak dan proses penyembuhan makin lama," tambahnya.

4. Produk yang tersebar di instagram

Saat menggulir Instagram, ada banyak iklan untuk produk yang menjanjikan dapat mengobati jerawat hanya dalam semalam.

Namun, Dhaval Banusali, seorang dokter kulit di New York mengatakan kepada INSIDER bahwa banyak dari produk tersebut yang berbahaya dan tidak bisa diandalkan.

"Saya melihat banyak pasien mengalami reaksi iritasi karena mencoba hal-hal aneh yang mereka lihat di Instagram," katanya.

5. Baking Soda bikin kulit iritasi

Sama seperti pasta gigi, menggunakan baking soda pada jerawat adalah trik klasik yang dipercaya banyak orang.

Namun, baking soda memiliki efek sama buruknya seperti pasta gigi. Kulit bisa jadi rusak dan sangat kering karenanya.

"Menggunakan baking soda dapat membuat kulit di sekitar jerawat bermasalah dan butuh waktu lama untuk memperbaikinya," kata Bard.

6. Minyak kelapa dapat menyumbat pori-pori

Minyak kelapa telah disebut-sebut sebagai produk do-it-all. Tapi itu tidak efektif mengobati jerawat, kata Mariana Atanasovski, dokter kulit di Michigan.

"Ini bisa menyumbat pori-pori jika Anda memiliki kulit yang rentan jerawat," kata Mariana.

Saat membeli produk jerawat, pastikan produk tersebut memiliki keterangan bebas minyak dan tidak menyumbat pori-pori pada labelnya.

7. Produk dengan kandungan alkohol dapat mendatangkan malapetaka untuk kulit

Muncul jerawat, kebanyakan orang akan tergoda untuk mengeringkannya dengan produk super kuat, misalnya yang mengandung alkohol.

Menurut dokter kulit Lauren Levy dari New York, produk perawatan jerawat yang mengandung alkohol justru bisa menimbulkan malapetaka di kulit.

"Ketika produk ini dipakai dalam jangka waktu lama, misalnya semalam, mereka (produk) dapat menyebabkan luka bakar kimia, yang menyebabkan nekrosis atau kematian bagian atas lapisan kulit," katanya.

Levy menambahkan, nekrosis juga dapat menyebabkan jaringan parut permanen.

8. Cuka Sari Apel

Belakangan cuka sari apel menjadi primadona karena disebut-sebut dapat membantu mengeringkan jerawat dan menghilangkan bekasnya.

Namun Levy mengatakan, sebaiknya produk ini tidak digunakan untuk pengobatan jerawat sebab cuka sari apel sangat terkonsentrasi dan dapat membuat kulit sangat kering. Terkadang, cuka sari apel juga bisa menyebabkan ruam atau luka bakar yang parah.

"Lebih baik untuk melewatkan produk keras saat mau mengobati jerawat dan ikuti anjiran dermatologis yang lebih aman," tegasnya.

https://sains.kompas.com/read/2018/11/04/170000923/8-perawatan-lawan-jerawat-ini-dilarang-ahli-dermatologi

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke