Artinya, botol ini dibuat sepenuhnya dari botol bekas dan tidak menggunakan tambahan plastik sama sekali.
"Ini adalah botol yang 100 persen rPET pertama di Indonesia dan ketiga di dunia. (Botol ini) dibuat tanpa biji plastik baru sama sekali," ujar Corine Tap, President DIrector PT Tirta Investama (Danone-Aqua) pada Senin (29/10/2018).
Selain terbuat dari plastik daur ulang, tidak adanya label plastik dan desain yang minimalis juga membuat botol ini dapat didaur ulang 100 persen, peningkatan dua persen dari kemasan-kemasan sebelumnya.
Kenapa baru sekarang?
Dalam wawancara pada Selasa (30/10/2018), Karyanto Wibowo, Director of Sustainable Development untuk Danone Aqua, berkata bahwa yang menjadi tantangan pertama adalah teknologi.
Daur ulang atau recycling, diakui oleh Karyanto, memang bukan hal baru di Indonesia. Namun, selama ini daur ulang bersifat downgrade, misalnya dari botol ke produk non makanan atau minuman.
Oleh karena itu, keamanan pangan menjadi perhatian utama bagi Danone Aqua ketika menggunakan plastik daur ulang untuk membuat botol baru.
Untuk memenuhi standar kualitas yang ditetapkan oleh BPOM, SNI, FDA, dan European Standard; perusahaan ini pun menghabiskan waktu yang cukup lama untuk mengadopsi teknologi dari Eropa dan membangun kemampuan industri lokal.
"Kita sih bisa saja kalau mau impor rPET dari negara lain, tetapi menurut saya itu bukan approach yang pas karena ya kita mengimpor materi daur ulang dari negara lain untuk dipakai di sini dan kemasannya kemudian berakhir di sini. Menurut saya, lebih baik kita mengembangkan teknologi dari Indonesia untuk Indonesia," katanya.
Selain teknologi, Danone Aqua juga terhambat oleh regulasi. Karyanto mengatakan, butuh waktu yang cukup lama juga untuk meyakinkan pemerintah agar membuat peraturan yang memperbolehkan pemakaian materi daur ulang di dalam kemasan makanan dan minuman.
Di samping sertifikasi BPOM dan SNI, botol baru yang terbuat dari 100 persen rPET juga sudah mendapatkan sertifikasi halal dari MUI. Karyanto berkata bahwa sertifikasi dari MUI tersebut dibutuhkannya untuk meyakinkan para pembeli akan materi daur ulang.
Pemilihan materi
Seperti yang disebutkan di atas, kemasan baru ini dibuat dari botol bekas yang telah diproses agar semua kontaminannya hilang. Namun, tidak sembarang botol bisa digunakan kembali untuk materi kemasan pangan.
Arief berkata bahwa semakin bersih botol bekas, memang semakin bagus untuk digunakan sebagai materi daur ulang. Akan tetapi, bukan berarti botol yang kotor tidak bisa diproses.
Meski demikian, tetap ada standar ketat untuk seleksi botol. Botol-botol yang tidak diterima misalnya yang pernah dipakai untuk bensin atau oli, lama terendam di lautan, dan terkontaminasi oleh materi, seperti PVC.
Standar ini diedukasikan ke bank sampah dan pemulung yang ada dalam jaringan perusahaan. Dengan demikian, mereka menjadi bagian dari kontrol kualitas Danone Aqua.
https://sains.kompas.com/read/2018/10/30/190300523/pertama-di-indonesia-botol-amdk-dari-100-persen-plastik-daur-ulang