KOMPAS.com – Gizi merupakan ujung tombak jika ingin memaksimalkan tumbuh kembang anak, baik secara kognitif maupun secara fisik. Terutama pada tahapan sekolah, bekal makanan menjadi salah satu cara pemenuhan kebutuhan gizi anak.
Namun, yang menjadi permasalahan adalah sering kali anak tidak menyukai komposisi makanan yang kita berikan. Beberapa makanan yang mengandung protein seperti tempe dan ikan seringkali disisihkan oleh mereka.
Akan tetapi, kendala ini bisa disiasati dengan mendesain dan memodifikasi makanan yang tidak disukai anak menjadi bentuk lain.
“Kalau bikin makanan untuk anak, jangan seperti makanan rumah sakit dan penjara. Nasi dan lauk pauk campur jadi satu semua. Biasanya dia (anak) melihat dari visual makanannya mungkin bisa dibentuk berbagai macam,” jelas dr Ida Gunawan, M.S., Sp.GK (K), ahli gizi klinis, saat menjadi narasumber pada kegiatan jumpa media Rabu (24/10/2018), di Jakarta.
Biasanya, banyak anak yang tidak menyukai ikan karena bau amis dan rasanya yang tidak bisa diterima oleh mereka. Padahal di dalam ikan, terkandung antara 17–22 gram protein yang diperlukan untuk pemenuhan kebutuhan gizi manusia dalam satu hari.
Bagi anak yang tidak menyukai ikan, Ida menyarankan orangtua untuk membentuknya menjadi seperti nugget atau menghilangkan bentuk alami ikan tersebut. Lalu, untuk menghilangkan bau ikan yang amis, bisa menggunakan berbagai macam bumbu yang sering digunakan dalam olahan Indonesia.
“Kalau dari baunya, bisa dimodifikasi dengan memberikan bawang goreng atau bawang putih. Kalau sudah dimasukkan variasi itu, enggak akan ada bau dan rasa amis. Atau bisa menggunakan ikan air tawar, itu amisnya rendah. Lalu, diberikan bumbu bawang putih dan bawang merah, itu enggak akan amis,” ujar Ida.
Namun, yang terpenting dari itu semua adalah bentuk dari bekal yang diberikan pada anak. Seringkali anak hilang nafsu makannya akibat dari kondisi tampilan bekal yang diberikan orangtuanya tidak menarik.
Oleh karena itu, Ida mendorong para orangtua untuk lebih kreatif dalam menyajikan makanan bagi anaknya, terutama memberikan sesuatu yang menarik di dalamnya.
“Makanya, kalau kita mengenalkan warna ke anak selalu warna yang cerah yang mudah diingat. Jadi, penampilan itu penting banget, nafsu makan anak juga akan naik,” ujarnya.
Tidak lupa, dia juga menyarankan untuk mengajak anak berpartisipasi dalam memodifikasi makanan. Hal ini dapat mendorong kreativitas anak dan meningkatkan kepedulian mereka dalam pemenuhan gizi bagi tubuh setiap hari.
https://sains.kompas.com/read/2018/10/26/070800323/dokter-bagikan-cara-menyiasati-bekal-si-kecil-agar-gizinya-terjaga