Berdasarkan pemantauan BMKG di 20 stasiun cuaca dan iklim, suhu di berbagai wilayah Indonesia berkisar antara 34 hingga 37,5 derajat Celsius.
Menurut data BMKG tersebut, tampak bahwa suhu di wilayah selatan khatulistiwa tinggi. Misalnya dari pantauan Stasiun Meteorologi Jatiwangi di Majalengka, suhu mencapai 37,4 derajat Celsius.
Sementara itu, di stasiun meteorologi Gewayantana, Nusa Tenggara, suhu mencapai 35,2 derajat Celsius. Di Jakarta sendiri menurut pantauan stasiun meteorologi Kemayoran, suhunya 34,2 derajat Celsius.
Meski banyak orang di media sosial mengeluhkan panas luar biasa, dalam pantauan BMKG panas yang dirasakan masih normal.
"Masih dalam kisaran normal suhu maksimum yang pernah terjadi berdasarkan data klimatologis 30 tahun," kata Hary Djatmiko, Kepala Humas BMKG, Senin (9/10/2018).
Hary menerangkan, panas yang dirasakan sebenarnya umum terjadi pada masa pancaroba. Saat ini, Indonesia tengah memasuki awal musim hujan di mana pengumpulan awan hujan sedang aktif.
Panas yang dirasakan sendiri terjadi karena pengaruh dua faktor, yakni posisi matahari dan kelembaban udara. Saat ini, posisi Matahari sedang berada di atas Indonesia sehingga radiasi panasnya lebih banyak diterima.
Aliran massa udara dingin dan kering dari Australia membuat kelembaban udara rendah, kurang dari 60 persen pada ketinggian 3-5 km dari permukaan.
Jadi, panas, gerah, dan terik yang dirasakan bukan hanya faktor suhu semata tetapi juga soal posisi matahari dan kelembaban udara.
https://sains.kompas.com/read/2018/10/09/175429823/seluruh-belahan-selatan-indonesia-panas-bmkg-beberkan-datanya