KOMPAS.com - Badan Informasi Geospasial (BIG) telah mengumumkan bahwa tsunami yang menerjang Palu minggu lalu terjadi hanya berselang 8 menit setelah gempa Donggala.
Hal ini menurut Widjo Kongko, ahli tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) menjadi pelajaran berharga tentang mitigasi.
"Jadi kalau dengan gempa bumi lokal dan tsunami sangat dekat, itu memang yang paling efektif adalah evakuasi mandiri," tegas Widjo saat dihubungi melalui sambungan telepon, Jumat (05/10/2018).
"Dengan secara mandiri dan sadar ketika orang di tepi pantai merasakan gempa bumi besar kemudian harus segera evakuasi," tuturnya.
Menurut Widjo, prosedur ini seharusnya sudah dimiliki oleh masyarakat yang tinggal di tepi pantai. Dia juga menjelaskan pentingnya latihan mitigasi.
"Kalau ada latihan, kesadaran mitigasi, ada drill, exercises, masyarakat sudah diberi pemahaman kalau ada gempa bumi atau goyangan yang cukup panjang harus segera menyingkir dari tepi pantai," tutur Widjo.
"Karena akan terasa buat mereka. Jadi goyangan cukup lama itulah yang menjadi warning alami, peringatan alami," imbuhnya.
Dengan kata lain, masyarakat tidak perlu bergantung pada peringatan dini yang diberikan oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG). Peringatan alami inilah yang bisa menyelamatkan banyak nyawa secara mandiri.
Sabagi informasi, untuk mengeluarkan peringatan dini tsunami, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) setidaknya memerlukan waktu 3 menit pascagempa.
"Mereka (BMKG) mempunyai satu SOP yang menunggu cukup waktu. Karena kan harus memastikan," kata Widjo.
"Paling tidak untuk mengeluarkan peringatan gempa bumi dan tsunami, memerlukan beberapa menit. Jadi waktunya sangat mepet," tambahnya.
Untuk itu, Widjo menegaskan pentingnya "melek" mitigasi bagi masyarakat.
"Untuk gempa bumi dan tsunami yang timbul jarak dekat, ada banyak di Indonesia yang sumbernya memang dekat, itu masyarakat harus diberi pemahaman bahwa ada satu sumber yang sangat dekat dan mereka harus menyiapkan diri melakukan evakuasi mandiri," ujarnya.
"Saya kira pemerintah tentu harus memfasilitasi ini dengan (membuat) tsunami shelter dan lain sebagainya," tegasnya.
https://sains.kompas.com/read/2018/10/06/210500823/tsunami-palu--pakar-ingatkan-pentingnya-evakuasi-mandiri