Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

4 Spekulasi Terjadinya Tsunami Palu Menurut Para Ahli

Umumnya, tsunami bisa terjadi ketika gempa berada di zona subduksi atau pertemuan dua lempeng, episentrum pada kedalaman kurang dari 70 kilometer, dan adanya gerakan sesar naik.

Sebaliknya, gempa Donggala memiliki sesar mendatar dan pusatnya pun di daratan. Kedua hal ini sebenarnya menunjukkan potensi terjadinya tsunami sangat kecil.

Ada beberapa spekulasi dari para ahli tentang tsunami di Palu yang telah kami rangkum:

Wilayah Palu yang berupa teluk

Ahli tsunami Widjo Kongko dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) dan Abdul Muhari dari Kementerian Kelautan dan Perikanan menyebut bahwa karakter lepas pantai Palu yang berbentuk teluk turut berperan. Gelombang tsunami bisa diamplifikasi ketika masuk teluk.

Hal senada juga dikatakan oleh Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG. "Kalau ada gempa jauh dari teluk, bisa memicu tsunami menjadi lebih tinggi karena volume air yang masuk banyak, sedangkan daratannya mengecil," kata Rahmat.

Longsoran bawah laut

Selain karakter lepas pantai yang berbentuk teluk, Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho menyebut, tsunami sekitar 3 meter di Palu juga bisa disebabkan oleh longsoran bawah laut.

Namun, spekulasi ini tidak langsung diamini oleh Widjo dan Muhari. Kedua ahli itu berpendapat, diperlukan survei dan analisis untuk membuktikannya.

"Perlu dibuktikan dengan survei batimetri dasar laut untuk mengonfirmasi," ujar Muhari yang dihubungi Kompas.com, Minggu (30/9/2018).

Sepertiga sumber sesar Palu Koro di lautan

BMKG menyebut bahwa gempa kemarin diakibatkan oleh sesar Palu Koro. Sesar ini memanjang di wilayah Sulawesi Tengah dan sepertiganya menjorok ke lautan.

Ahli tsunami Widjo Kongko menjelaskan, saat gelombang gempa menjalar di sepanjang sesar Palu Koro, maka bagian yang menjorok ke laut ikut bergetar dan memicu tsunami kecil.

Pusat gempa berdekatan dengan pantai

Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG berkata bahwa tsunami bisa terjadi karena pusat gempa berdekatan dengan pantai.

Akibatnya, getaran gempa memengaruhi lempeng yang berada di lautan dan akhirnya memicu tsunami.

Ilmuwan Indonesia dan Internasional sepakat tsunami yang baru saja menyapu Palu adalah fenomena tak biasa dan  mengungkap hal-hal yang belum pernah diamati sebelumnya.

Menurut Jason Patton, ahli geofisika dari Humboldt State University, California, studi tentang dasar laut akan sangat membantu dalam memahami peristiwa ini.

"Kami tidak akan tahu apa yang menyebabkan semua ini terjadi, sampai semuanya benar-benar selesai," ujar Patton dilansir The New York Times, Minggu (30/9/2018).

https://sains.kompas.com/read/2018/10/01/193300523/4-spekulasi-terjadinya-tsunami-palu-menurut-para-ahli

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke