Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Sumbernya di Daratan, Bagaimana Gempa Sulteng Bisa Picu Tsunami?

Seluruh gempa utama di atas magnituo 5 yang terjadi hari ini sebenarnya berpusat di daratan. Namun yang heran, tsunami dengan ketinggian hingga 1,5 meter menerjang Palu dan Donggala. Bagaimana hal tersebut bisa terjadi.

Rahmat Triyono, Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG mengatakan, hal itu terjadi karena pusat gempa yang masih berdekatan dengan pantai. Akibatnya, getaran masih bisa mempengaruhi lempeng yang berada di lautan dan akhirnya memicu tsunami.

Peneliti tsunami dari Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Widjo Kongko mengatakan, tsunami juga dapat terjadi karena reruntuhan yang terjadi akibat gempa juga terjadi di wilayah lautan.

"Fault dimension-nya 25 x 20 km. Rupture-nya hampir setengahnya di laut," katanya. "Seperti di LOmbok, walaupun episentrumnya ada di darat tetapi karena rupture-nya di laut maka akan terjadi tsunami, walaupun kecil."

Di Palu, seperti video yang beredar, tsunami tampak lebih besar dari yang diperkirakan. Menurut Rahmat, itu terjadi karena wilayah Palu yang berupa teluk "Kalau ada gempa jauh dari teluk bisa memicu tsunami menjadi lebih tinggi karena volume air yang masuk banyak sedangkan daratannya mengecil," katanya.

Peneliti kegempaan Sulawesi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Dina Sarsito, menuturkan bahwa fenomena serial gempa Sulawesi Tengah yang menarik untuk dikaji. Namun menurut BMKG, rentetan gempa dengan magnitudo yang tinggi itu wajar.

"Sudah pasti gempa yang besar akan disusul gempa yang besar. Dan itu informasi gempa yang di atas 6 ada 3 kali, pukul 17.14 dan 17.16 dintaranya, sisanya di bawahnya," ungkap Rahmat dalam konferensi pers di kantor BMKG, Jakarta, malam ini.

https://sains.kompas.com/read/2018/09/28/215058123/sumbernya-di-daratan-bagaimana-gempa-sulteng-bisa-picu-tsunami

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke