Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Penemuan yang Mengubah Dunia: Alat Kontrasepsi, Sempat Dianggap Tabu

KOMPAS.com - Tiap tahun, 26 September selalu diperingati sebagai hari kontrasepsi dunia. Tanggal tersebut dipilih karena menjadi hari di mana pil pengendali kelahiran disetujui oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika (FDA).

Kontrasepsi sendiri menjadi salah satu penemuan yang berdampak besar bagi dunia. Bahkan, Time dalam laporannya pada Kamis (27/09/2018) menyebut kontrasepsi membantu manusia untuk "menata ulang pola hubungan manusia".

Pil yang disetujui oleh FDA 50 tahun lalu itu memang berdampak besar bagi manusia. Tapi hanya sedikit orang yang tahu bagaimana sejarah kontrasepsi hingga kini.

Mesir Kuno

Kontrasepsi sendiri telah dikenal sejak zaman Mesir kuno dan Mesopotamia.

Teks kuno, papirus Kahun dari tahun 1850 sebelum masehi (SM) menjadi yang dokumen tertua yang mendokumentasikan tentang pengendalian kelahiran. Dokumen lainnya adalah papirus Ebers dari tahun 1550 SM.

Kedua teks kuno tersebut mencatat penggunaan madu, daun akasia, dan serat yang ditempatkan di vagina. Ramuan tersebut berguna untuk menghalangi sperma masuk dan membuahi sel telur.

Ramuan tersebut punya cara kerja mirip dengan diafragma (alat kontrasepsi sejenis kondom tapi dimasukkan pada vagina) dalam kontrasepsi modern.

Metode pengendali kelahiran lain dalam teks kuno tersebut adalah pengaplikasian zat bergetah untuk menutup mulut rahim atau serviks.

Selain itu, pengendali kelahiran alami yang digunakan pada masa tersebut adalah menyusui dan sengama terputus.

Yunani dan Romawi Kuno

Alat kontrasepsi ternyata juga dikenal pada masa Yunani dan Romawi kuno. Masyarakat pada masa itu menggunakan silphium, sejenis tanaman raksasa yang tumbuh di Afrika Utara.

Tamanan tersebut diperkirakan hanya tumbuh di sebidang tanah kecil di dekat kota pesisir Cyrene (saat ini Libya). Sayangnya, harga obat ini terbilang sangat mahal dan bernilai seperti perak.

Itu karena untuk menjadi obat pengendali kelahiran, tanaman ini harus diolah di tempat yang cukup jauh dari pemetikannya.

Era Islam

Hingga akhir abad ke-9 hingga awal abad ke-10, dokter Persia Muhammad ibn Zakariya al-Razi menyarankan sengama terputus untuk pengendalian kelahiran.

Pada awal abad ke-10, Abu Ali al-Hussain ibn Abdallah ibn Sina atau yang dikenal juga sebagai Avicenna membuat bab tentang pengendalian kelahiran dalam ensiklopedi medisnya. Setidaknya Ibnu Sina memasukan 20 metode berbeda untuk mencegah kehamilan.

India

Sejak zaman kuno, masyarakat India melakukan berbagai metode pengendalian kelahiran. Salah satu yang terkenal adalah ramuan dari bubuk daun palem dan kapur merah serta pessarium yang terbuat dari madu, ghee, garam batu atau biji pohon palasa.

Berbagai resep pengendali kelahiran ini tercantum dalam teks kuno berjudul Ratirahasya (Rahasia Cinta) dan Ananga Rangga (Panggung Dewa Cinta).

Eropa

Berkebalikan dengan beberapa sejarah sebelumnya, di Eropa abad pertengahan menentang upaya pengendalian kehamilan. Itu karena gereja Katolik menganggap semua upaya pencegah kehamilan tersebut tidak bermoral.

Untuk itu, cara yang diam-diam digunakan adalah sengama terputus atau memasukkan akar lily ke dalam vagina.

Metode herbal lain untuk mencegah kehamilan dianggap sebagai kerja-kerja penyihir oleh pihak gereja.

Meski begitu, metode penghalang seperti kondom sebenarnya telah banyak digunakan. Hanya saja, mulanya kondom dikenal untuk pencegahan penyakit menular seksual bukan sebagai pencegah kehamilan.

Casanova pada abad ke-18 adalah yang pertama menggunakan kondom untuk mencegah kehamilan para gundiknya. Sejak saat itu, kondom terus berkembang.

Era Modern

Jika pria bisa menggunakan kondom, perempuan saat itu biasanya menggunakan alat pencegah kehamilan berupa herbal oral. Setelah itu, difragma mulai dikembangkan.

Diafragma sendiri adalah alat kontrasepsi yang bekerja dengan cara yang sama dengan kondom hanya ditempatkan pada vagina.

Tahun 1882, merupakan tahun tonggak bagi perempuan yang ingin melakukan pencegahan kehamilan. Adalah Aletta Jacobs, seorang dokter perempuan di Amsterdam yang berani untuk memberikan perempuan kontrasepsi mekanik berupa diafragma tanpa persetujuan siapapun.

Meski telah memasuki era modern, di beberapa negara, kontrasepsi tetap dilarang. Di Irlandia, misalnya, semua kontrasepsi dianggap ilegal hingga tahun 1935.

Kondom di negara tersebut juga baru dilegalkan pada 1985. Meski begitu, untuk gangguan mesntruasi, para perempuan bisa mendapatkan pil.

Alat kontrasepsi berupa pil baru dibuat pada 1950-an oleh Gregory Pincus dan John Rick dengan bantuan dari Federasi Keluarga Berencana Amerika. Pil yang sekarang lazim dikenal dengan istilah pil KB tersebut baru tersedia untuk publik sekitar tahun 1960-an.

Sejak saat itu, berbagai alat kontrasepsi terus berkembang. Hingga saat ini, para ahli terus membuat alat kontrasepsi terbaik untuk membantu mengatur pertumbuhan warga di suatu negara.

https://sains.kompas.com/read/2018/09/27/211457223/penemuan-yang-mengubah-dunia-alat-kontrasepsi-sempat-dianggap-tabu

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke