Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lakukan Perjalanan Beda Benua, Ular Berbisa Ini Tunggangi Pesawat

Saat terjadi Perang Dunia II, ular pohon berbisa Boiga irregularis diyakini sukses menjadi penumpang gelap pesawat militer yang terbang dari Australia ke pulau Guam, pulau terpencil di bagian barat Samudra Pasifik.

Keputusan ini seperti mengubah nasib keturunan mereka. Bagaimana tidak, setibanya di pulau Guam mereka menjadi predator puncak karena tak ada hewan lain yang memburunya.

Hal ini membuat mereka berkembang biak dengan sangat cepat dan menghancurkan populasi burung endemik di pulau Guam dan sekitarnya.

Survei Geologi AS (USGS) menganggap ular berwarna cokelat ini sangat unik. Mereka memiliki dua racun terpisah yang 1.000 kali lebih beracun bagi burung dan reptil. Bila menggigit manusia dewasa, racunnya hanya memiliki efek kecil.

Dalam penelitian yang terbit 12 September 2018 di Journal of Molecular Evolution, para ahli menemukan racun ganda juga dimiliki ular genus Boiga lainnya. Ini artinya, spesies lain yang masuk dalam genus Boiga juga mungkin menyebabkan kerusakan pada populasi burung, seperti yang dilakukan ular pohon cokelat.

Para ahli khawatir, penyebaran ular Boiga dengan menggunakan pesawat kembali terulang dan mereka menjajah habitat baru.

"Namun spesies ular pohon cokelat terbang ke pulau Guam karena tidak sengaja. Semoga hal serupa tak terjadi lagi," kata penulis senior Bryan Fry dari University of Queensland, dilansir Live Science, Rabu (26/9/2018).

Menurut USGS, ular pohon cokelat adalah spesies asli Indonesia, kepulauan Solomon, Papua Niugini, dan Australia.

"Dan yang memudahkan mereka bepergian dari satu tempat ke tempat baru, setidaknya selama 80 tahun terakhir atau lebih, adalah pesawat," imbuh Fry.

Tak hanya dari Australia ke pulau Guam, studi ini juga meyakini bahwa ular pohon cokelat melakukan perjalanan udara dari pulau Guam ke Hawaii.

"Mereka 'dicegat' masuk di bandara Hawaii. Jika mereka berhasil lolos, hanya masalah waktu sampai mereka bisa memusnahkan burung-burung seperti yang dilakukan di pulau Guam," pungkas Fry.

https://sains.kompas.com/read/2018/09/27/190100823/lakukan-perjalanan-beda-benua-ular-berbisa-ini-tunggangi-pesawat

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke