KOMPAS.com – Bakteri seringkali dianggap sebagai hal yang merugikan manusia karena dapat menyebabkan penyakit. Namun, ternyata kita juga membutuhkan bakteri di dalam tubuh kita.
“Bakteri di dalam tubuh kita ini justru memperkuat daya tahan tubuh kita. Bakteri bisa mengubah makanan jadi zat gizi, membuat vitamin B dan K, mencerna makanan, memicu pembentukan antibodi, dan menghambat bakteri jahat dalam tubuh kita,” ujar Harry Parathon SpOG, Komite Pengendalian Resistensi Antimikroba, Kementerian Kesehatan RI.
Harry yang menjadi narasumber pada kegiatan Mengenal Bakteri & Risikonya Terhadap Kesehatan, Senin (24/09/2018), di Jakarta mengatakan, terdapat sekitar 100 triliun bakteri di dalam tubuh manusia, dan sebagian besar bakteri tersebut merupakan bakteri baik yang justru bermanfaat bagi tubuh manusia.
Namun, ia tidak memungkiri adanya bakteri jahat yang juga menimbulkan penyakit bagi manusia.
Salah satu contoh bakteri baik bagi tubuh manusia adalah Bifidobacteria. Bakteri ini membantu untuk mengatur jumlah bakteri lain di dalam usus, memodulasi respons imun, mencegah pembentukan tumor, dan menghasilkan vitami.
Selain itu, ada juga Lactobacilli yang dapat menghasilkan vitamin dan nutrisi, serta meningkatkan kekebalan dan melindungi tubuh terhadap karsinogen.
Sebaliknya, bakteri jahat misalnya bakteri salmonella yang dapat menyebabkan typhus, dan Corynebacterium difteri yang dapat menyebabkan penyakit difteri.
Oleh karena itu, Harry menghimbau kita untuk mengonsumsi makanan-makanan yang dapat menjaga bakteri baik tetap hidup di dalam tubuh kita dan menghindari obat yang justru dapat memberantas bakteri baik, seperti antibiotik.
Antibiotik diketahui dapat membunuh bakteri di dalam tubuh kita. Bahayanya, bukan hanya bakteri jahat yang akan diberantas oleh antibiotik, bakteri baik pun juga bisa hilang karenanya.
“Ketika saya minum antibiotik, bakteri baik itu gampang mati, sehingga bakteri baik hilang dalam tubuh kita dan bakteri jahatnya berkembang. Karena mereka yang hidup itu yang resisten terhadap antibiotik. Lalu kalau saya minum lagi, bakteri baiknya tidak tumbuh lagi, dan justru bakteri jahatnya yang tumbuh,” ungkap Harry.
“Makanan sehari-hari bisa menjaga bakteri baik di tubuh kita. Musuhnya hanya antibiotik dan antiseptik. Antiseptik juga bisa membunuh bakteri, meskipun hanya di permukaan kulit kita,” tambahnya.
Untuk itu, Harry menyarankan agar dalam penggunaan antibiotik, perlu melalui tahap diagnosis dahulu untuk mengetahui apakah sakit kita memerlukan antibiotik atau tidak.
https://sains.kompas.com/read/2018/09/25/193600423/sering-dianggap-buruk-bakteri-sebetulnya-juga-dibutuhkan-oleh-tubuh