Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

HIV/AIDS Bukan Akhir dari Segalanya, Tesa Sudah Membuktikannya

KOMPAS.com – Baik orang dengan HIV/AIDS (ODHA) dan masyarakat yang tidak terinfeksi sering menganggap bahwa mereka yang mengidap HIV/AIDS tidak memiliki masa depan dan memiliki masa hidup yang lebih singkat.

Anggapan tersebut ternyata tidak tepat. Hal ini dibuktikan oleh Tri Eklas Tesa Sampurno yang akrab disapa Tesa. Dia mampu bertahan hidup dari virus ini hingga 11 tahun lamanya.

“Saya awalnya orang yang membenci takdir saya dengan HIV ini dan pada akhirnya, saya jatuh cinta pada HIV ini,” jelas Tesa saat ditemui pada konferensi pers kampanye #SayaBerani, Kamis (20/09/2018), di Jakarta.

Tesa diketahui mengidap HIV pada tahun 2007 lewat NAPZA. Tesa menuturkan, ia mulai menggunakan NAPZA sejak duduk di kelas 3 SMP setelah wafatnya sang ayah.

Diakui Tesa, ayahnya adalah sosok yang paling dekat dengan dirinya. Saking dekatnya, ia mengabadikan wajah sang ayah dan kalimat "Hompimpah alaikum gambrengi" dengan aksara sunda di tangan sebelah kirinya.

“Ayah adalah sosok yang paling dekat dengan saya. Dan kalimat 'Hompimpah alaikum gambreng'ini artinya luar biasa, yaitu ‘Dari Tuhan kembali ke Tuhan, ayo bermain!’ dan ini sangat dekat dengan Ayah saya,” ujar Tesa.

Pada awalnya, dia didiagnosis dokter menderita hepatitis C. Namun setelah mengikuti proses pengobatan yang panjang, penyakit yang diduga hepatitis ini tidak kunjung sembuh. Hingga akhirnya, Tesa menemui dokter di salah satu rumah sakit di Bandung yang menetapkan ia menderita HIV/AIDS dan sudah berada pada stadium 3.

“Dokternya bilang, 'Sudah masuk stadium 3 dan kamu masih bisa bawa motor ke sini. Kamu udah gila?',” ujarnya yang disambut dengan tawa.

Mengetahui kondisi Tesa, masyarakat melabeli hidup Tesa tidak akan berlangsung lama.

“Padahal kalau teman-teman bilang, 'Wah si Tesa mah karek paeh'' (si Tesa sih hampir mati). Semua orang bilang begitu, tapi ternyata enggak,” jelasnya.

Sebagai ODHA, Tesa berkata bahwa dia masih dapat hidup layaknya manusia kebanyakan. Ia yang saat ini bekerja di salah satu perusahaan di Bandung menuturkan bahwa dirinya masih suka lembur, begadang, olahraga, dan makan apa yang ia ingin makan.

Ia berpesan kepada teman-teman ODHA di seluruh Indonesia untuk tidak menutup diri, dan untuk mencari informasi terkait virus ini. Tesa pun mempunyai misi, yaitu untuk menghapuskan stigma buruk soal HIV/AIDS, khsususnya penderitanya, di pandangan masyarakat luas.

“Kalau teman-teman yang lain menutup diri, bagaimana orang lain mau mengerti? Alangkah baiknya bila teman-teman ODHA mencari informasi yang lebih mumpuni untuk HIV dan bagaimana caranya kita menyebarkan infromasi agar orang lain mengerti tentang HIV,” jelasnya.

Untuk membuktikan hal ini, Tesa dan tiga ODHA yang lain, Eva Dewi, Sepi Maulana Ardiansyah, dan Ade Fikran, akan mengikuti kegiatan Jakarta Maraton 2018 yang akan berlangsung pada 28 Oktober 2018. Mereka akan menuntaskan lari maraton dengan jarak 42 kilometer.

“Saya yakin saya bisa karena saya percaya. Saya yakin yang membunuh seseorang adalah ketakutannya dia sendiri,” pungkasnya tegas.

https://sains.kompas.com/read/2018/09/21/200400123/hiv-aids-bukan-akhir-dari-segalanya-tesa-sudah-membuktikannya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke