Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Benarkah Bangun Subuh Bikin Lebih Produktif?

Wahlberg bukan satu-satunya orang terkenal yang biasa bangun pagi. Pejabat eksekutif tertinggi Apple, Tim Cook, dilaporkan bangun tidur pada pukul 03.45.

Kemudian bos Disney, Bob Iger, punya kebiasaan berolahraga setiap pukul 4.25, yang tampaknya telah mengilhami para pemain NBA untuk pergi ke pusat kebugaran lebih awal.

Di LinkedIn dan di profil para pemimpin perusahaan, kita sering menemukan nasihat yang umum, "jika Anda ingin sukses, bangunlah lebih awal".

Jadi haruskah kita bangun tidur lebih awal? Apakah kebiasaan itu membantu kita menjadi lebih produktif?

Bisa saja, tapi ada harga yang harus dibayar. Dan mungkin ada hasrat tersembunyi untuk membuat orang terkesan akan betapa produktifnya kita dengan bangun dini hari.

Tidur dan produktivitas

Wahlberg menyebut ia bangun setiap pukul 2.30 dini hari. Namun ia dapat melakukan berbagai akivitas dan tidur lebih awal agar bisa mendapatkan jam tidur yang cukup.

Seperti kata para ahli, tidur yang cukup penting untuk produktivitas dan kurang tidur akan sangat memengaruhi kesehatan dan kemampuan kognitif kita.

Dua peneliti Amerika, Christopher Barnes dan Gretchen Spreitzer, dari Universitas Washington dan University of Michigan, telah meneliti topik ini secara luas. Salah satu yang dikaji adalah apakah perusahaan memastikan karyawan mereka cukup tidur.

Spreitzer berpikir, Wahlberg hanya menggeser jam bangunnya dan memulai hari di waktu yang berbeda (meskipun sangat ekstrem) dari kebanyakan orang dan ia mungkin menjadi lebih produktif karena itu.

"Ada beberapa keuntungan. Anda menciptakan disiplin di mana Anda memiliki lebih banyak waktu untuk diri sendiri, yakni melakukan apapun sebelum bertemu dengan orang lain, termasuk keluarga," katanya.

Tetapi orang yang tidur terlalu awal dapat mengorbankan jejaring sosialnya dan kemampuan untuk mengembangkan hubungan sosial yang kuat. Kedua hal ini penting untuk kesehatan mental.

"Saya kira jika Anda tidur jam 19.30, Anda akan melewatkan banyak percakapan makan malam yang menyenangkan dengan keluarga atau kegiatan sosial dengan teman-teman," imbuhnya.

Ayam jago dan burung hantu

Manusia dan pola tidur dipandu oleh pola sirkadian, yaitu jam internal yang memicu kewaspadaan dan kantuk secara berkala.

Banyak orang cenderung bangun tidur dan mengantuk pada waktu yang sama setiap hari, itulah mengapa jet lag dapat membuat tubuh kita kaget saat memasuki zona waktu berbeda.

Berdasarkan pola sirkadian ini, peneliti mengelompokkan orang ke dalam dua kelompok besar, yakni ayam jago (terbiasa bangun dan tidur lebih awal) dan burung hantu (terbiasa bangun dan tidur lebih akhir).

Barnes mengatakan ada beberapa variasi alami di seluruh populasi, tetapi banyak dari kita cenderung menjadi ayam jago semasa kanak-anak, mengarah ke burung hantu sebagai remaja, dan seiring bertambahnya usia, beralih kembali ke ayam jago.

Namun Barnes berpendapat, jumlah orang di luar sana yang bisa disebut 'ayam jago super' seperti Mark Wahlberg, yang secara alami bangun pada jam 2.30, sangatlah jarang.

"Secara psikologis dan perilaku, paling baik jika Anda mencocokkan jadwal harian Anda dengan ritme sirkadian alami Anda," kata Barnes.

Ingin pamer

Beberapa orang yang menjalankan jadwal ekstrem dan kemudian memberi tahu semua orang tentang itu, mungkin didorong motivasi berbeda.

Tapi kenapa begitu banyak orang suka sesumbar tentang seberapa awal mereka memulai hari mereka?

Mungkin hanya untuk menciptakan ilusi bahwa mereka produktif. Terlebih lagi, banyak masyarakat memiliki bias yang cenderung mendukung orang-orang yang bangun lebih awal.

Sebuah studi pada tahun 2014 mengamati 120 orang dewasa yang bekerja dan menemukan bahwa mereka yang mulai bekerja lebih siang menerima penilaian kinerja yang lebih buruk dari atasan mereka, yang menganggap mereka sebagai karyawan yang kurang bersungguh-sungguh.

Terlebih lagi, pengawas yang merupakan 'burung hantu' cenderung kurang memandang negatif orang yang mulai bekerja lebih siang daripada pengawas yang merupakan 'ayam jago'.

"Orang-orang memiliki bias dalam cara mereka mengevaluasi jadwal kerja Anda. Anda dipandang lebih baik jika memulai hari Anda lebih awal," kata Barnes.

"Apa yang Anda coba maksimalkan? Apakah Anda mencoba membuat orang terkesan?"

Pada akhirnya Anda perlu mendengarkan tubuh Anda, memahami isyaratnya, dan menentukan sendiri kapan harus beristirahat.

Dan meskipun memulai hari Anda lebih awal memang dapat membuat Anda lebih produktif, tanyakan pada diri Anda mengapa Anda melakukannya: apakah itu benar-benar untuk menyelesaikan lebih banyak pekerjaan? Atau mencoba membuat diri sendiri, atau orang lain, merasa bahwa Anda produktif?

Apapun alasannya, kesehatan Anda harus diutamakan. Penelitian Barnes menunjukkan, kurang tidur dapat menyebabkan berbagai masalah, antara lain kesulitan untuk tetap terjaga, dan bahkan kecenderungan yang meningkat untuk terlibat dalam perilaku tidak etis.

"Ketika energi Anda sedang rendah dan Anda tidak berada dalam kondisi terbaik, hal-hal buruk akan terjadi," kata Barnes.

https://sains.kompas.com/read/2018/09/19/115841323/benarkah-bangun-subuh-bikin-lebih-produktif

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke