KOMPAS.com — Kaca merupakan salah satu benda yang tak bisa dilepaskan dari kehidupan manusia. Coba saja lihat gelas, piring, lampu, dan jendela di sekitar Anda.
Hampir sebagian besar benda-benda tersebut terbuat dari kaca.
Ini artinya, kaca merupakan salah satu penemuan penting dalam sejarah manusia. Tapi, tahukah Anda, sejarah kaca menyimpan kisah yang menarik?
Jauh sebelum pembuatan kaca oleh manusia, sebenarnya kaca alami sudah sering digunakan. Bukti fosil menunjukkan manusia Zaman Batu (9.000 tahun lalu) telah menggunakan kaca alami untuk membuat alat seperti ujung tombak atau alat pemotong.
Kaca alami tersebut terbuat ketika peristiwa alam yang melibatkan suhu tinggi terjadi, misalnya aktivitas vulkanik, sambaran petir, hingga meteorit.
Peristiwa tersebut menyebabkan jenis batuan tertentu meleleh, melebur, dan mendingin dengan cepat. Proses tersebut membuat kaca alami terbentuk.
Ribuan tahun kemudian, konon, masyarakat Siria yang hidup pada tahun 5.000 Sebelum Masehi (SM) disebut sebagai orang pertama yang membuat kaca. Hal ini diungkapkan oleh sejarawan Romawi Kuno, Pliny.
Meski begitu, bukti arkeologi mengungkap hal berbeda. Artefak kaca tertua diperkirakan dibuat oleh masyarakat Mesopotamia Timur sekitar tahun 3.500 SM.
Seribu tahun kemudian, masyarakat Mesir juga mulai membuat kaca. Pada masa tersebut, kaca dibuat untuk digunakan dalam perhiasan, patung hewan, dan mosaik.
Beratus tahun setelahnya, industri kaca meningkat pesat. Bahkan, antara tahun 700 SM dan 500 SM, Mesir, Siria, dan negara lain di sepanjang pantai timur Laut Tengah menjadi pusat manufaktur kaca.
Meski sudah menjadi pusat manufaktur, produksi kaca sangat sulit dan lambat. Itu disebabkan tungku peleburan kaca kecil.
Ukuran tungku tersebut membuat panas yang dihasilkan hampir tidak cukup untuk melelehkan kaca.
Sekitar abad pertama SM, pengrajin Siria menemukan pipa tiup. Benda itu membuat produksi kaca lebih mudah, cepat, dan murah.
Produksi kaca kemudian berkembang pada Kekaisaran Romawi dan menyebar ke Italia serta berbagai negara lainnya.
Di belahan Bumi lain, pembuatan kaca juga berkembang di Asia sejak tahun 1730 SM. Hal ini dibuktikan dengan penemuan artefak manik-manik kaca merah-coklat bersama tumpukan manik-manik lain dari periode tersebut di India.
Kaca paling awal di Asia tersebut ditemukan di lokasi Lembah Indus.
Namun, bukti teks sebenarnya menyebutkan kaca telah ada di India jauh sebelum itu.
Adanya kaca di Asia Selatan kemungkinan berkaitan dengan adanya kontak dengan dunia Yunani-Romawi.
Tak hanya di India, sejarah kaca juga tak bisa dilepaskan dari China. Kaca pada masa tersebut memainkan peran penting dalam seni dan kerajinan.
Sayangnya, bukti arkeologi kaca pada masa tersebut di China sangat terbatas. Ini kemungkinan karena kelangkaan materi pembuatnya.
Bukti arkeologi paling awal untuk pembuatan kaca di China berasal dari periode Negara-Negara Berperang (475 SM hingga 221 SM).
Tahun 1000, kota Alexandria di Mesir menjadi pusar pembuatan kaca paling penting di dunia.
Di Eropa pada masa tersebut, seni membuat kaca patri penting bagi gereja dan katedral.
Pada masa Perang Salib, manufaktur kaca dikembangkan di Venesia. Dengan cepat, Venesia menjadi pusat pembuatan kaca dunia.
Pada 1291, peralatan pembuatan kaca dipindahkan ke pulau Murano.
Tahun-tahun selanjutnya, perajin kaca Venesia mulai pergi ke Eropa utara untuk mencari kehidupan yang lebih baik. Mereka mendirikan pabrik-pabrik kaca di tempat mereka yang baru.
Hal ini membuat kaca dengan cepat tersebar.
Pada 1674, pembuat kaca Inggris George Ravenscorft menemukan kaca timah.
Pada 1800-an, permintaan besar-besaran untuk kaca jendela yang disebut kaca mahkota terjadi.
Selanjutnya, berbagai barang dibuat dari kaca. Mulai dari jendela, peralatan rumah tangga, hingga lampu.
https://sains.kompas.com/read/2018/09/06/213940623/penemuan-yang-mengubah-dunia-kaca-sudah-digunakan-sejak-zaman-batu