Bisa hidup 30 meter di bawah laut, kerabat dekat kuda laut ini menyedot krustasea kecil dengan moncong kolumnarnya.
"Mereka (naga laut berdaun) umumnya mengapung dan nampak seperti melayang-layang mirip astronot," kata Ari Fustukjian, seorang dokter hewan di Florida Aquarium, Tampa, dilansir Science Alert, Rabu (5/9/2018).
Namun hal itu tidak dialami oleh tiga naga laut berdaun yang baru datang di akuarium tempat Fustukjian bekerja dari Australia, ketiganya tenggelam.
Ketiga ikan remaja yang jenis kelaminnya belum diketahui itu, terlihat kepayahan mengeluarkan semua energi mereka untuk bisa mengambang. Akibatnya, mereka kesusahan untuk mengambil makanan yang ada di lantai.
Menurut Fustukjian, jika ketiganya tidak menunjukkan perubahan, besar kemungkinan mereka akan mati.
Untuk mengetahui apa yang terjadi, Fustukjian dan timnya menggunakan pemeriksaan lewat Sinar-X. Dari sini akhirnya diketahui bahwa mereka hampir tidak memiliki kantung renang, yakni kantung udara yang digunakan ikan untuk mengatur daya apung.
"Di sepanjang proses perkembangan normal, ketiga hewan ini tidak mendapatkannya," kata Fustukjian.
Beruntung mereka sehat sehingga mereka tetap berjuang untuk memecahkan masalah dalam diri mereka.
Untuk membantu menangani permasalahan ketiganya, Fustukjian dan timnya membuat cincin kecil dari karet neoprene untuk digunakan naga laut berdaun sebagai pelampung.
Mereka pertama kali memasangkannya ke tubuh ikan sepanjang 30 sentimeter itu pada bulan Juni. Sejak saat itu, ketiganya dapat mengapung secara horizontal dan bisa menundukkan kepala mereka untuk menyedot udang kecil yang ada di lantai akuarium.
Kini, ketiganya telah menunjukkan beberapa peningkatan dan perubahan, mereka telah tumbuh semakin besar sekitar lima hingga sembilan inci. Fustukjian pun mengungkap, untuk memasang cincin pelampung hanya membutuhkan waktu kurang dari satu menit dan itu tidak mengganggu mereka.
Cincin kecil itu mungkin membuat mereka bergabung dalam barisan hewan yang hidup dengan prostetik atau alat bantu untuk mengganti bagian tubuh yang rusak, meski cincin itu pada dasarnya tidak bermaksud untuk mengganti bagian tubuh tertentu.
Namun berkatnya, saat ini ketiganya dapat dilihat semua orang. Hanya saja bentuknya terlihat sedikit berbeda dengan naga laut berdaun pada umumnya.
https://sains.kompas.com/read/2018/09/06/102142123/demi-bertahan-hidup-naga-laut-berdaun-ini-pakai-ban-pelampung