Untuk memahainya, mari kita kembali ke tahun 1970-an, di mana seorang psikolog bernama Gordon Gallup menguji metode mirror self-recognition test (MSR) pada simpanse. Tes ini bertujuan untuk mencari tahu apakah hewan memiliki kesadaran terhadap dirinya sendiri saat melihat pantulan cermin atau tidak.
Sekelompok simpanse yang diujikan belum pernah melihat cermin sebelumnya. Ketika melihat cermin untuk pertama kalinya, mereka memperlakukan refleksi tubuhnya sebagai ancaman. Setelah beberapa lama, perilaku mereka berubah dan menunjukkan kesadaran bahwa gambar yang terlihat di cermin adalah tubuh mereka sendiri.
Asumsinya, perubahan perilaku ini menandakan adanya kesadaran diri pada hewan. Mereka setidaknya menyadari tubuh mereka bukanlah musuh atau bagian lain dari lingkungan.
Selama bertahun-tahun, penelitian terus berlanjut dengan mencari daftar tambahan tentang hewan yang memiliki kesadaran diri terhadap refleksi cermin, seperti gajah, lumba-lumba, gagak, dan merpati.
Tapi penelitian tidak berhenti di sini. Para peneliti dari Jepang, Jerman, dan Swiss kini berkolaborasi untuk mencari tahu apakah ada spesies lain yang memiliki kesadaran diri.
Standar pembuktian bergantung pada apakah hewan menunjukkan gestur berbeda ketika melihat tubuh mereka untuk pertama kalinya.
Sebagai contoh, saat ada noda cat di dahi kemudian kita bercermin, secara otomatis kita akan menghapus noda tersebut. Ini menunjukkan, kita memiliki kesadaran diri bahwa gambar yang ada pada cermin merupakan wajah kita.
Kali ini tim ingin menguji ikan wrasse (Labroides dimidiatus) sebagai kandidat ikan potensial yang memiliki kesadaran diri. Alasannya, ikan wrasse dikenal karena kemampuannya untuk melihat parasit pada ikan lain dan mengambilnya dengan mulutnya.
Dilansir Science Alert Jumat (31/08/2018), peneliti memulai studi dengan menempatkan 10 ikan wrasse ke dalam tangki berisi cermin.
Ketika ikan kecil ini melihat cermin untuk pertama kalinya, mereka bertingkah seperti kebanyakan hewan lainnya, yakni menyerang bayangan di cermin karena mengira hewan yang dilihatnya adalah musuh dan ancaman.
Namun, sikap ini kemudian berubah menjadi lebih ramah. Kemudian dalam beberapa hari, ikan wrasse melakukan tarian, yang sebenarnya cukup aneh bagi peneliti mengingat ikan ini termasuk spesies soliter.
Selanjutnya, para peneliti mengoleskan gel berwarna di delapan kepala ikan wrasse, sehingga mereka bisa melihatnya di cermin.
Hasilnya, hampir semua ikan, menghabiskan banyak waktu dimana gel yang ditorehkan terlihat dalam pantulannya. Beberapa bahkan terlihat sibuk menggoreskan bagian yang terkena gel dengan apapun yang ada di sekitarnya.
Meski sekelompok ahli telah menunjukkan bukti bahwa ikan wrasse memiliki kesadaran diri, hal ini tidak langsung diamini oleh ilmuwan lain.
Salah satunya Yvaine Ye yang percaya bahwa perubahan perilaku pada ikan wrasse saat melihat gel di kepala mungkin ikan melihatnya sebagai parasit pada kulit kepala ikan lain dan bukan pada tubuh mereka sendiri.
Pernyataan Ye, jelas menunjukkan bahwa ada ruang yang harus dibuktikan dalam penelitian ini di masa depan.
Banyak hewan yang kita anggap cerdas, seperti anjing, kucing, dan gurita, semuanya gagal dalam tes cermin. Bahkan manusia di seluruh dunia juga sering tidak menyadari refleksinya di dalam cermin hingga melewati usia 6 tahun.
https://sains.kompas.com/read/2018/09/02/170000623/mirip-manusia-ikan-kecil-ini-lolos-uji-mengenali-diri-dengan-cermin