KOMPAS.com - Badan Antariksa AS (NASA) baru-baru ini mengumumkan adanya kebocoran udara di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS).
Hal ini ditemukan oleh pengontrol penerbangan ISS Houston dan Pusat Kontrol Misi Rusia di luar Moskow. Mereka mulai memperhatikan tanda-tanda kebocoran tekanan kecil di ISS pada Rabu (29/08/2018) sekitar pukul 7 malam Eastern Daylight Time (EDT).
Meski menemukan tanda kebocoran, mereka menyimpulkan hal itu tidak menimbulkan ancaman yang serius bagi awak Ekspedisi 56 yang terlelap saat itu.
Hal tersebut membuat pihak AS dan Rusia memutuskan tidak membangunkan awak ISS.
Baru ketika para astronot bagun pada jam normal, mereka memberitahu masalah ini sekaligus prosedur untuk menemukan sumber masalahnya.
Kebocoran tersebut terjadi di sisi ISS bagian astronot Rusia. Untuk mengatasi masalah tersebut, keenam astronot yang sedang bertugas di ISS berkumpul di wilayah kebocoran.
Mereka menutup kompartemen satu persatu.
Setelah melakukan pemeriksaan intensif, para astronot menemukan kebocoran terjadi di kompartemen sisi pesawat ruang angkasa berawak Rusia Soyuz MS-09.
Soyuz MS-09 sendiri adalah pesawat ruang angkasa yang baru saja merapat ke ISS. Pesawat ini diluncurkan dari Bumi sekitar bulan Juni lalu dengan membawa tiga orang kru.
Sayangnya, hingga kini penyebab pasti kebocoran belum diketahui. Dimitry Rogozin, kepala Badan Antariksa Rusia Roscosmos mengatakan bahwa hal ini mungkin disebabkan objek eksternal.
"Sebuah fraktur mikro ditemukan. Kemungkinan besar ini adalah kerusakan eksternal," kata Rogozin dikutip dari Newsweek, Kamis (30/08/2018).
"Para perancang percaya ini adalah hasil dari mikro-meteorit," sambungnya.
Meski terjadi kebocoran, Rogozin menyebut spacewalk (berjalan di ruang angkasa tanpa pesawat) tidak akan diperlukan untuk memperbaikinya.
Itu karena memasang pelat di bagian dalam pesawat akan lebih cepat karena faktor tekanan.
https://sains.kompas.com/read/2018/08/31/193000523/stasiun-luar-angkasa-internasional-sempat-alami-kebocoran-udara