KOMPAS.com - Perhelatan Asian Games 2018 hampir mendekati akhirnya. Untuk Indonesia sendiri mengukir sejarah untuk perolehan medali pada Asian Games kali ini.
Hingga Rabu (29/08/2018), tercatat Indonesia telah mengantongi 89 medali (30 emas, 22 perak, dan 37 perunggu).
Hal ini tentu saja disambut gembira oleh masyarakat. Namun, tahukah Anda sejak kapan medali menjadi bentuk penghargaan suatu prestasi?
Hadiah Politik
Medali pertama dicatat oleh sejarawan bernama Josephus.
Dia mencatat pada abad ke-4 sebelum masehi (SM), medali digunakan oleh Alexander Agung, raja Kekaisaran Makedonia, sebagai hadiah kepada Jonathan Apphus pemuka agama bangsa Ibrani.
Medali tersebut disebut "tombol emas" sebagai penghargaan atas bantuan dan pengakuan sebagai kerabat raja.
Selanjutnya, Kekaisaran Romawi sering menggunakan bentuk tersebut sebagai penghargaan militer atau hadiah politik. Benda itu terbuat dari emas atau perak yang dibentuk menyerupai koin.
Koin-koin tersebut kemudian dijadikan perhiasan dan dikenakan dengan cara menyematkannya pada baju.
Pada Abad Kegelapan atau periode migrasi di Eropa Utara, medali emas tipis atau disebut bracteate juga mulai dikenal. Benda itu dimaksudkan sebagai perhiasan yang disambungkan pada rantai di pakaian.
Bentuk Penghargaan
Medali kemudian mulai menjadi umum di Eropa pada Abad Pertengahan, terutama untuk penguasa, bangsawan, dan para intelektual.
Pembeda medali-medali itu adalah bahan pembuatnya yang disesuaikan dengan status penerima. Bahan pembuatnya adalah logam seperti emas, perak, perunggu, dan timah.
Pada masa tersebut, medali biasanya juga tertulis nama dan gelar mereka serta motto yang tertulis di tepinya.
Medali semacam ini tidak dimaksudkan untuk dikenakan meski dibuat seperti liontin pada kalung tertentu.
Sejak abad ke-16 dan seterusnya, medali dibuat oleh penguasa untuk memperingati peristiwa terentu. Hal inilah yang memulai praktik pemberian medali militer khusus.
Untuk Atletik
Pada abad ke-18, istilah medali secara luas digunakan untuk merujuk pada penghargaan dan pengakuan. Saat itu, medali juga mulai digunakan pada kegiatan atletik.
Ketika Olimpiade modern 1896, medali mulai diberikan pada juara. Tapi, saat itu, juara pertama bukan diberi medali emas melainkan perak.
Sedangkan juara kedua diberi medali perunggu. Ini tidak lain karena tidak ada cukup uang untuk mendapatkan emas.
Pada 1900, pemenang olimpiade tetap belum menerima medali emas. Mereka justru mendapatkan lukisan berharga atau karya seni lainnya.
Baru pada 1904, medali emas diberikan pada juara olimpiade. Tahun tersebut menjadi pertama kalinya urutan medali emas, perak, dan perunggu digunakan.
Sayangnya, pemberian medali emas padat murni pada juara berakhir pada Olimpiade 1912.
Sejak saat itu, medali emas yang diberikan merupakan campuran emas dan perak.
https://sains.kompas.com/read/2018/08/30/193600523/penemuan-yang-mengubah-dunia--medali-dulu-hadiah-politik-kini-atletik