Ini merupakan bentuk penghormatan LIPI kepada ilmuwan yang telah berkontribusi besar dalam sektor ilmu pengetahuan dan teknologi baik dalam lingkup Indonesia, maupun di kancah internasional.
"Kegiatan ini terselenggara setiap tahun untuk memperingati ulang tahun dan juga bentuk penghormatan atas jasa almarhum Sarwono Prawirohardjo, sebagai bapak Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia sekaligus kepala LIPI yang pertama," ujar Laksana Tri Handoko dalam sambutannya.
Sebagai lembaga keilmuan terbesar di Indonesia, Handoko menyatakan adalah keharusan perayaan ulang tahun LIPI digelar dengan kegiatan keilmuan yang cerdas dan bergengsi.
Kegiatan ilmuwan tersebut salah satunya diisi dengan pemberian penghargaan kepada ilmuwan dan orasi ilmiah dari sosok berpengaruh di Indonesia.
Daniel Murdiyarso, sebagai penerima LIPI Sarwono Award XVII, merupakan salah satu peneliti yang berkontribusi terhadap Nobel Perdamaian 2007 untuk intergovernmental Panel on Climate Change. Tidak hanya itu, ia juga pernah menerima Achmad Bakrie Award di bidang Sains pada tahun 2010.
Selain berkontribusi pada perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia, Daniel juga diketahui menelurkan ratusan karya imiah dalam skala nasional dan internasional di mana sebagian besar karyanya telah terindeks Scopus dan menjadi rujukan bagi ilmuwan lain.
"Perisitiwa pemberian penghargaan adalah sebuah kesempatan di mana seseorang melihat dirinya dan juga manfaat hidupnya bagi masa lalu dan depan," ujar Daniel dalam ucapan terima kasihnya akan penghargaan ini di Auditorium Utama LIPI.
Dalam acara tersebut juga dihadiri Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Republik Indonesia (PUPR) Basuki Hadimuljono, yang memberikan orasi ilmiah dalam Sarwono Memorial Lecture XVIII.
Dalam orasi ilmiahnya, ia menyampaikan bagaimana saat ini ia dan seluruh tim di kementerian memegang prinsip yaitu pembangunan infrastruktur berbasis keramahan lingkungan.
"Setiap pembangunan infrastruktur, mulai dari tahap survei, investigasi, desain, pembebasan tanah, hingga operasi dan pemeliharaan, harus memperhatikan dan memenuhi aspek sosial, ekonomi, dan keramahan lingkungan," jelas Basuki dalam orasinya.
Basuki diminta untuk memberikan orasi ilmiah dalam Sarwono Memorial Lecture XVIII karena dianggap sebagai tokoh yang aktif dalam pembangunan infrastruktur berbasis lingkungan dengan mengedepankan inovasi dan iptek.
"Dulu PUPUR sering dikiritik selalu menyebabkan kerusakan lingkungan. Makanya kita terus berupaya membangun infrastruktur ini menjadi green infrastructure," ujarnya.
"Intinya, kita harus bisa menghitung secara sermat daya dukung lingkungan serta mengoptimalkan potensi wilayah yang tersedia. Ketidakseimbangan distribusi penduduk dan daya dukung lingkungan adalah tantangan pembangunan," tutupnya.
https://sains.kompas.com/read/2018/08/23/200600623/hut-ke-51-lipi-soroti-isu-lingkungan-dan-perkembangan-infrastuktur