Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Lensa Kontak Juga Bisa Timbulkan Masalah Lingkungan Serius, Kok Bisa?

Dari sekitar 45 juta pemakai lensa kontak di AS, sekitar 9 juta orang melakukannya. Hal ini tentu saja berkontribusi terhadap masalah lingkungan yang serius.

Ahli lingkungan Rolf Halden dari Arizona State University yang juga memakai lensa kontak awalnya penasaran apakah sudah ada temuan yang meneliti tentang limbah lensa kontak. Saat ia mulai mencari tahu, ternyata belum ada yang melakukannya.

Sejak itulah Halden bersemangat untuk meneliti kasus ini. Ia dan timnya melakukan survei anonim yang melibatkan 139 orang pemakai lensa kontak dan non pemakai.

Mereka menemukan, sekitar 19 persen pemakai mengaku membuang lensa kontaknya ke saluran pembuangan air atau toilet.

Selanjutnya Halden menyelidiki apa yang terjadi pada lensa tersebut.

Di pembuangan limbah AS, mereka memiliki filter khusus yang dirancang menyaring objek besar agar tidak berakhir ke pabrik pengolahan air limbah. Namun, lensa kontak berukuran sangat kecil dan tipis sehingga benda ini sangat mungkin melewati filter dengan mudah.

Halden yang mempresentasikan temuannya di Pertemuan Nasional ke-256 dan Pameran American Chemical Society di AS mengatakan, ia dan timnya kemudian mengambil beberapa samper air limbah.

Dari sinilah mereka membuktikan adanya pecahan lensa kontak dalam air limbah. Ini artinya, pengolahan air limbah tidak hanya dibobol lensa kontak, tapi juga benda berukuran kecil lainnya.

Untuk mengetahui apakah lensa kontak dapat terurai, para ahli menggunakan lima polimer yang biasa digunakan dalam lensa kontak untuk mikroorganisme anaerobik dan aerobik yang umumnya ditemukan di pabrik air limbah untuk jangka waktu berbeda.

Mereka menemukan, setelah didiamkan cukup lama, lensa kontak tetap utuh.

"Lensa kontak adalah perangkat medis. Ini bukan produk super biodegradable atau memiliki kemampuan terurai dengan aman dan relatif cepat," kata Halden yang merupakan ahli lingkungan kepada The New York Times, dilansir Science Alert, Senin (20/8/2018).

Halden juga mengatakan, terjadi perubahan kecil dalam ikatan polimer plastik setelah terpapar mikroba. Lensa kontak nampak melemah dan seperti melakukan disintegrasi.

"Saat plastik lensa kehilangan sebagian kekuatan strukturalnya, ia akan rusak secara fisik. Hal ini akan mengubah lensa kontak menjadi partikel plastik yang lebih kecil dan pada akhirnya membentuk mikroplastik," imbuh ahli lingkungan Varun Kelkar dari Arizona State University.

Hal tersebut tentu saja akan berdampak pada lingkungan. Mikroplastik tersebut bisa berakhir di ekosistem berupa daratan, tapi juga bisa berakhir di ekosistem akuatik atau air.

Bila mikroplastik dari lensa kontak berakhir ke ekosistem air, hewan akuatik sangat mungkin menyalahartikan mikroplastik sebagai makanan, kemudian ikan yang memakan mikroplastik dikonsumsi manusia.

Lantas, apa yang sebaiknya kita lakukan?

Hingga saat ini sayangnya produsen lensa kontak tidak memasukkan informasi apa pun pada kemasan terkait bagaimana membuang produk yang sudah digunakan.

"Kini saatnya produsen lensa kontak juga bertindak. Langkah sederhana yang bisa mereka lakukan adalah memberi informasi yang jelas pada kemasan produk, termasuk cara membuang lensa kontak yang benar," ujar Halden.

Dan jika Anda juga pernah membuang lensa kontak di saluran air maupun toilet, sebaiknya hentikan hal tersebut. Mungkin kita bisa memulainya dengan membuang lensa kontak di tempat sampah.

https://sains.kompas.com/read/2018/08/20/190200023/lensa-kontak-juga-bisa-timbulkan-masalah-lingkungan-serius-kok-bisa-

Terkini Lainnya

Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Fenomena
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Fenomena
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Oh Begitu
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Fenomena
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Kita
Pakar IPB: Badak Jawa Hanya Tersisa 87-100 Ekor di Ujung Kulon
Pakar IPB: Badak Jawa Hanya Tersisa 87-100 Ekor di Ujung Kulon
Oh Begitu
Jejak Manusia Purba di Sulawesi Ternyata Lebih Tua dari yang Diduga
Jejak Manusia Purba di Sulawesi Ternyata Lebih Tua dari yang Diduga
Oh Begitu
Ayam Warna-Warni: Fakta Mengejutkan di Balik Bulu Indah dan Lucu
Ayam Warna-Warni: Fakta Mengejutkan di Balik Bulu Indah dan Lucu
Oh Begitu
Mengapa Kita Makin Sering Bertemu Ular Piton? Ini Penjelasan Pakar IPB
Mengapa Kita Makin Sering Bertemu Ular Piton? Ini Penjelasan Pakar IPB
Oh Begitu
Wudingloong wui, Dinosaurus Tertua di Asia Timur Ditemukan di China
Wudingloong wui, Dinosaurus Tertua di Asia Timur Ditemukan di China
Fenomena
Dua Bintang Jadi Penyebab Bentuk Tak Biasa Nebula NGC 6072
Dua Bintang Jadi Penyebab Bentuk Tak Biasa Nebula NGC 6072
Fenomena
Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Oh Begitu
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Kita
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Fenomena
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke