Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

7 Fakta Tentang Gempa Berkekuatan M 7 yang Kembali Guncang Lombok

Gempa itu terjadi pukul 21.56 WIB dengan kekuatan M 7,0 dan berlokasi di koordinat 8,28 LS dan 116,71 BT, dengan kedalaman 10 kilometer.

Di waktu bersamaan 21.56 WIB, gempa berkekuatan M 6,9 juga mengguncang lokasi di koordinat 8,44 LS dan 116,68 BT, dengan kedalaman 18 kilometer.

Berkaitan dengan hal tersebut, Daryono selaku Kepala Bidang Informasi Gempa Bumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG mengungkap ada enam fakta yang perlu kita pahami. Berikut ulasannya:

1. Aktivitas gempa baru

Gempa yang terjadi semalam adalah aktivitas gempa baru.

Hal tersebut diketahui setelah BMKG memperhatikan lokasi episenter gempa M 6,9 yang terletak di ujung timur pulau Lombok dan sebaran episenter gempa yang mengikutinya dan membentuk kluster episenter dengan sebaran ke arah timur (di laut) hingga sebelah utara Sumbawa barat.

"Antara gempa berkekuatan M 7,0 yang terjadi pada 5 Agustus 2018 dan gempa M 6,9 yang terjadi pada 19 Agustus 2018 tadi malam, memiliki keterkaitan yang erat," kata Daryono.

3. Dipicu trigger statis (static stress)

Menurut Daryono, munculnya aktivitas gempa baru yang berpusat di ujung timur pulau LOMBOK diduga kuar dipicu oleh trigger statis dari rangkaian gempa-gempa kuat di Lombok yang berkekuatan M 6,4, M 7, dan M 5,9 yang terjadi sebelumnya.

4. Terjadi di satu sistem sesar yang sama

Rekahan (rupture) batuan yang diciptakan oleh kedua gempa tersebut masih terjadi pada satu sistem sesar yang sama yaitu masih dalam kerangka sistem Sesar Naik Flores.

"Ini tempak jelas dari mekanisme pusat gempa yang terjadi," ujarnya.

Ia menambahkan, meski seluruh aktivitas gempa terjadi pada satu sistem sesar yang sama, namun keduanya memiliki bidang deformasi yang berbeda.

5. Merupakan gempa kembar

Daryono menjelaskan, dalam ilmu gempa bumi atau seismologi, aktivitas kedua gempa semalam merupakan gempa kembar (double earthquakes).

Gempa kembar merupakan dua gempa yang terjadi dengan kekuatan tak berbeda jauh, lokasi dan kedalaman yang berdekatan, serta rentan waktu yang tidak berbeda jauh.

"Tetapi jika melihat banyaknya rangkaian gempa bumi yang terjadi, aktivitas dua gempa bumi itu juga bisa disebut sebagai aktivitas multi gempa (multiplet earthquakes)," katanya.

6. Dampak gempa

Dampak gempa M 6,9 berdasarkan laporan dari masyarakat dan hasil analisis peta guncangan menunjukan, guncangan dirasakan di daerah Lombok Utara dan Lombok Timur mencapai VI-VII MMI.

Sementara itu di Lombok Barat, Mataram, Praya dan Sumbawa memiliki intensitas V-VI MMI. Guncangan juga dirasakan di Denpasar dan Waingapu dengan skala III-IV MMI, di Ruteng dengan skala II-III MMI, di Makassar I-II MMI.  
 
Skala intensitas VI-VII MMI artinya struktur bangunan standar dapat mengalami rusak sedang dan bangunan tidak standar dapat mengalami rusak sedang hingga berat. Sedangkan skala intensitas III-IV MMI artinya semua orang merasakan namun belum terjadi kerusakan, tapi dalam kondisi bangunan yang sudah terguncang beberapa kali bisa saja menimbulkan kerusakan.

7. Catatan gempa susulan

Gempa yang terjadi semalam hingga pagi ini pukul 10.00 WIB sudah membangkitkan 101 kali gempa susulan (aftershock).

Sembilan gempa susulan di antaranya memiliki kekuatan signifikan dan dirasakan oleh masyarakat.

Sementara itu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengungkap gempa ini tidak berpotensi tsunami.

"Kepada masyarakat dihimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," tegas Dwikorita.

https://sains.kompas.com/read/2018/08/20/100940023/7-fakta-tentang-gempa-berkekuatan-m-7-yang-kembali-guncang-lombok

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke