Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Hati-hati, Ini Bahayanya Tidur Masih Memakai Lensa Kontak

KOMPAS.com - Malam cukup larut ketika Anda pulang kerja. Badan yang terasa letih membuat Anda ingin segera tidur.

Namun, bagaimana jika Anda masih mengenakan lensa kontak? Sebagian orang akan melepasnya, tapi ketika terlalu letih kadang tak sengaja lensa kontak tersebut terbawa tidur.

Tak hanya tidur malam, sepertiga pengguna lensa kontak dilaporkan masih mengenakannya ketika tidur siang.

Namun, tahukah Anda hal tersebut memiliki risiko tinggi?

Infeksi Kornea

Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), orang yang masih mengenakan lensa kontak saat tidur memiliki enam hingga 8 kali risiko lebih besar mengalami infeksi mata.

"Di antara banyak perilaku yang meningkakan risiko mengalami infeksi kornea terkait lensa kontak adalah tidur masih mengenakannya," tulis para peneliti dalam laporan mingguan Morbidity and Mortality dikutip dari Live Science, Kamis (16/08/2018).

"(Itu adalah) salah satu perilaku yang paling sering dilaporkan di kalangan pemakai lensa kontak remaja dan dewasa," sambung tulisan tersebut.

Berawal dari Mikroba

Infeksi ini disebut dengan keratitis mikroba, paling sering dialami pemakai lensa kontak.

Menurut laporan tersebut, penyakit ini disebabkan oleh bakteri ataumikroba lain yang menginfeksi kornea mata.

Temuan ini ditegaskan setelah para peneliti mempresentasikan enam kasus pasien yang tidur masih memakai lensa kontak.

Beberapa infeksi bahkan mengakibatkan kerusakan kornea, kehilangan penglihatan permanen, hingga membutuhkan operasi.

Kehilangan Penglihatan

Salah satu kasus dialami oleh seorang pria berusia 34 tahun. Pria tersebut tidur dengan memakai lensa kontak sekitar tiga hingga empat malam seminggu.

Beberapa waktu kemudian, dia mengeluhkan mata kiri yang terasa buram dan merah.

Pria ini dirawat karena kreatitis mikroba bakteri dan jamur selama beberapa bulan. Sayangnya, gejala yang dialaminya tidak membaik.

Ternyata, dia terjangkit infeksi yang sangat langka yang disebut Acanthamoeba keratitis.

Menurut CDC, penyakit ini karena amuba, organisme bersel satu.

Meski bisa sembuh karena pengobatan saat ini, pria itu kehilangan sebagian penglihatannya. Dia harus beralih menggunakan lensa kontak kaku.

Luka Kornea Permanen

Kasus lain dialami oleh seorang gadis berusia 17 tahun. Dia tidur dengan mengenakan soft contact lens yang dibeli di toko.

Dia mengembangkan infeksi dari bakteri Pseudomonas aeruginosa. Bakteri tersebut menyebabkan luka di kornea kanannya.

Beruntung, dengan obat tetes mata infeksi tersebut bisa sembuh. Namun, serat korneanya luka secara permanen.

Transplantasi Kornea

Pria 59 tahun mengalami hal yang lebih mengerikan. Dia memakai soft contact lens semalaman dalam perjalanannya berburu dua hari.

Nahas, keesokan harinya dia merasakan sakit luar biasa di mata kirinya. Ternyata dia memiliki luka besar berlubang di kornea mata.

Hal itu membuatnya harus melakukan transplantasi kornea. Tak sampai di situ, untuk memulihkan penglihatannya, dia harus melakukan operasi katarak.

Laporan tersebut juga menyebutkan seluruh pasien dalam studi kasus memerlukan obat tetes mata.

Dua di antaranya, harus melakukan operasi untuk memperbaiki kerusakan mata permanen atau kehilangan penglihatan.

Keenam kasus ini mungkin tidak sepenuhnya mewakili infeksi khas terkait lensa kontak.

Tak Sepenuhnya Mewakili

Kasus-kasus tersebut dipilih karena mengharuskan operasi mata atau kasus yang cukup ekstrem.

"Pemakai lensa kontak lainnya dengan kebiasaan yang sama mungkin bisa tidur tanpa mencopot benda itu dan tidak memiliki dampak yang merugikan," catat para penulis.

Meski begitu, para peneliti menegaskan tidur dengan lensa kontak bisa meningkatkan risiko infeksi, terlepas dari bahan dan frekuensi lensa.

https://sains.kompas.com/read/2018/08/17/113349223/hati-hati-ini-bahayanya-tidur-masih-memakai-lensa-kontak

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke