KOMPAS.com - Musim panas dengan suhu yang luar biasa tinggi telah melenyapkan populasi nyamuk di Finlandia. Tetapi sayangnya ini tidak serta merta kabar baik.
Pasalnya, menurut berbagai laporan, hama pengisap darah lainnya justru malah berkembang cepat.
Sebagai informasi, catatan meteorologi di benua Eropa kali ini memecahkan rekor. Bahkan, para ahli Finlandia mencatat bahwa negara mereka mengalami rekor bulan Juli terpanas.
Ada sebuah kota yang mengalami panas hingga 33,7 Celcius di negara yang terkenal dingin itu.
Uniknya, panas menyengat itu ternyata membuat nyamuk, yang sering menjadi kutukan musim panas Finlandia, lenyap di berbagai wilayah.
Keringnya Genangan Air
Menurut Dr Jukka Salmela dari Universitas Lapland, tambak dan genangan-genangan air, tempat berkembang biak nyamuk, di daerah seperti Lapland sebagian besar telah mengering.
Hal ini membuat larva nyamuk jauh menurun karena kekurangan tempat bertelur.
Hama Lain
Meski begitu Dr Salmela, yang merupakan seorang ahli hama, memperingatkan bahwa itu tak berarti rakyat Finlandia bisa bersorak.
Alasannya, karena kondisi baru ini di sisi lain justru sempurna untuk lalat kuda (Tabanus sulcifrons).
"Hampir tak bisa dipercaya, betapa banyaknya sekarang lalat kuda yang ada di sana," katanya mengungkapkan pengamatannya dari wilayah Sodankylä, di Lapland utara.
Berita Buruk
Musim panas yang begitu menyengat itu juga membawa kabar buruk bagi para peternak sapi perah Finlandia.
Hasil panen jerami jadi anjlok, akibatnya mereka kemungkinan besar tidak memiliki cukup pakan ternak untuk musim dingin. Sehingga hewan-hewan penghasil susu itu dialihkan nasibnya.
Jika sebelumnya mereka ada di pemerahan susu, kini dikirim ke pejagalan untuk disembelih.
https://sains.kompas.com/read/2018/08/09/110906923/gelombang-panas-eropa-bikin-nyamuk-di-finlandia-lenyap-kok-bisa