Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Alasan Orangtua Tidak Perlu Khawatir Kaki Balita yang "X" dan "O"

KOMPAS.com – Pola kaki pada anak yang berbentuk huruf "X" dan "O" seharusnya tidak perlu dikhawatirkan oleh para orangtua. Meskipun ini termasuk dalam kelainan ortopedi, namun kelainan ini masih dapat dikatakan normal dan dapat sembuh dengan sendirinya.

Bahkan jika berbicara soal kelainan pada anak-anak, yang dianggap sebagai kelainan menurut orangtua bisa jadi bukanlah kelainan yang sebenarnya, melainkan hanya variasi normal.

“Hampir 90 persen kelahiran ada kelainan seperti ini,” ungkap dr Faisal Miraj, Sp OT, Dokter Spesialis Bedah Ortopedi pada Rumah Sakit Pondok Indah Bintaro Jaya

Ia melanjutkan, pada saat anak baru dilahirkan, bentuk kakinya akan menyerupai huruf "O". Ini adalah siklus normal yang disebabkan oleh posisi janin ketika di dalam rahim.

Kemudian, pada usia 2 sampai 3 tahun bentuk kaki anak akan kembali normal. Lalu, menjadi lebih "X" ketika usia 6 sampai 7 tahun karena aktivitas pada anak yang intens. Bentuk ini akan kembali lagi menjadi normal pada tahun berikutnya.

Variasi normal disebabkan oleh kelenturan atau laxity dari urat-urat sekitar sendi. Kelenturan urat-urat pada masa anak-anak dapat menyebabkan sendi pada anak balita mudah dibentuk.

Namun demikian, bukan berarti kita dapat mengabaikan kondisi ini. Terdapat beberapa faktor kebiasaan yang dapat menyebabkan kondisi ini menjadi permanen dan menganggu pertumbuhan anak. Salah satunya kebiasaan anak duduk dengan posisi kaki membentuk huruf
"W".

“Genu valgum, atau knock knee atau kaki berbentuk "X". Jadi kalau seperti ini, urat yang melentur yang berada pada sisi dalam, (ini) disebabkan oleh posisi duduk "W". Karena posisi duduk ini, urat-urat tertarik ke dalam,” jelas Faisal saat ditemui pada temu media dengan tema Kelainan Tulang & Sendi pada Anak, Selasa (07/08/2018) di Jakarta.

Ia menambahkan, rentang waktu kaki anak membentuk pola ini adalah 6 sampai 7 tahun, sehingga jika lebih dari usia tersebut masih membentuk pola yang serupa, diperlukan pemeriksaan lebih lanjut.

Selain itu obesitas pada anak juga dapat berpengaruh. Obesitas pada masa laxity dikombinasikan dengan fase anak belajar berjalan dapat membentuk kaki menjadi O. Faisal menjelaskan, obesitas dapat memengaruhi memunculkan kelainan ini karena kelenturan urat-urat pada sendi penopang belum bisa menumpu berat badan anak pada saat belajar berjalan

Terlepas dari itu semua, yang menjadi penting menurut Faisal adalah para orangtua harus mampu mengidentifikasikan kelainan tersebut: Apakah kelainan sungguhan atau hanya variasi normal?

Ini bisa dilakukan dengan mengetahui siklus perkembangan anak; memerhatikan kebutuhan anak seperti asupan gizi dan nutrisinya; serta mengatur pola-pola sederhana seperti cara duduk dan berdiri pada anak.

https://sains.kompas.com/read/2018/08/07/190900423/alasan-orangtua-tidak-perlu-khawatir-kaki-balita-yang-x-dan-o-

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terpopuler

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke