Namun perlu diketahui, hal ini ternyata tidak dilakukan oleh semua anjing.
"Kelihatannya hal ini dilakukan oleh semua anjing jantan maupun betina. Faktanya, hanya sekitar 10 persen anjing yang melakukan ritual ini," ujar Rosie Bescoby, ahli perilaku hewan klinis di Association of Pet Behaviour Counsellors in the United Kingdom, dilansir Live Science, Sabtu (4/8/2018).
Perilaku ini umumnya dilakukan tepat setelah mereka buang air kecil atau buang air besar, terutama saat mereka memasuki wilayah baru atau setelah mencium aroma anjing lain.
Hal ini pun tidak hanya dilakukan anjing, tetapi juga dilakukan oleh serigala, coyote, dan singa. Dalam beberapa studi, perilaku serigala dan coyote ini menyimpan banyak petunjuk.
"Serigala adalah hewan yang hidup berkelompok, jadi hal yang dilakukannya sebenarnya berhubungan dengan sifat sosial mereka," ujar Carlo Siracusa, ahli perilaku hewan di Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Pennsylvania.
"Hewan-hewan yang hidup berkelompok cenderung melakukan hal ini untuk membatasi wilayah mereka. Jadi apa yang mereka lakukan adalah mencoba mengirim pesan atau peringatan ke serigala dari kelompok lain, bila melewati batas itu maka akan diserang. Tanda ini ditujukan untuk hewan asing bukan binatang dalam kelompoknya," jelas Siracusa.
Siracusa melanjutkan, ada dua cara yang dilakukan hewan untuk menandai wilayahnya. Pertama, tanda visual yang ditunjukkan dengan goresan di tanah. Kedua, tanda yang dibuat dari bau, bisa dari air seni atau cairan yang dikeluarkan kelenjar pada cakar serigala saat mereka mengais dan membasahi tanah.
Apakah perilaku serigala itu sama dengan anjing?
Menurut Bescoby, perilaku yang dilakukan sebagian anjing bertujuan sama seperti serigala.
Pertama, sebagian anjing kampung yang mengais tanah sering kali meninggalkan tanda urin di pohon atau rumput di dekatnya. Seperti serigala dan coyote, hal ini dilakukan untuk menandai wilayah mereka.
Selain itu, anjing juga dapat mengeluarkan cairan dari bantalan kelenjar sebaceous yang ada di bulu di antara jari kaki mereka.
Siracusa menambahkan, kelenjar di kaki anjing dapat menghasilkan feromon. Artinya, anjing meninggalkan zat berbau di tanah dan kemudian aromanya menyebar saat mereka melemparkan tanah tersebut.
"Ini bisa memberi sinyal kimia yang kuat untuk anjing lain," ujar Siracusa.
Namun, ia tidak mengetahui jelas apa fungsi feromon. Sehingga mereka tidak dapat menyimpulkan pesan apa yang ingin disampaikan anjing. Para ahli hanya menduga feromon itu berfungsi sama seperti milik serigala, yaitu untuk memberi petunjuk pada anjing lainnya.
Perilaku agresif
Perilaku meninggalkan jejak seperti ini hanya dilakukan oleh anjing kampung untuk mengelola wilayah mereka.
Alih-alih memperingatkan anjing lain agar menjauh, Siracusa berpikir anjing melakukannya untuk memberi tahu anjing lain tentang keberadaannya.
"Ini seperti, saya meninggalkan pesan untuk memberi tahu bahwa saya ada di sekitar sini. Jika kita tidak ada masalah, tidak apa-apa Anda ada di sekitar sini. Tapi kalau tidak, menjauhlah," kata Siracusa berasumsi.
Menurut Siracusa, menggaruk tanah adalah perilaku yang alami dan tak perlu dicemaskan.
https://sains.kompas.com/read/2018/08/06/170200723/kenapa-anjing-sering-meninggalkan-jejak-setelah-kencing-