Perpaduan keju berjamur, daging busuk, dan rumput laut mungkin bisa menggambarkan bau khas saat memasuki fasilitas persiapan kerangka Museum Australia Selatan.
Tempat pemrosesan bangkai paus dan lumba-lumba mati yang kemudian kerangkanya diawetkan itu ada di Bolivar, utara Adelaide. Tepatnya di sebelah tempat pengolahan limbah terbesar di kota Adelaide.
Manajer koleksi pengawetan David Stemmer, saat ditemui sedang memproses sebuah temuan langka, bangkai paus bungkuk remaja yang masih lengkap dan panjangnya hampir 12 meter dan berat 15 ton.
Seekor paus sebesar ini hanya masuk ke koleksi museum setiap dua atau tiga tahun.
Bangkai paus bungkuk itu ditemukan terdampar di pantai dekat Robe di pantai Australia Selatan hampir dua minggu sebelumnya.
Proses pengawetan hewan dimulai dengan pekerjaan yang tidak mudah, yakni membawanya ke fasilitas di tempat pertama.
"Seluruh bagian dari bangkai paus bungkuk akan dipotong-potong selama beberapa hari. Secara harfiah tulang demi tulang akan diambil dari paus itu, kemudian diangkut kembali ke sebuah trailer besar, sebuah trailer mobil dalam kasus ini," kata Stemmer.
Dari sana, sebanyak mungkin daging dihilangkan. Sisanya akan direndam di air dalam tangki maserasi selama berbulan-bulan.
Setelah itu proses dilanjutkan dengan tahapan pembersihan dan katalogisasi, dimana seluruh proses diperkirakan akan memakan waktu hingga dua tahun.
Fasilitas di Museum Australia Selatan ini bertaraf dunia dan unik di Australia, dengan setengah lusin tong indoor dipanaskan hingga 35 derajat, dan satu bak maserasi atau perendaman sampel besar di luar ruangan yang dipanaskan selama musim panas.
Museum lain harus menggunakan teknik yang lebih mendasar, seperti mengubur bangkai di padang rumput dan menunggu sampel membusuk secara alami.
"Butuh waktu lebih lama dan ada kemungkinan Anda akan kehilangan beberapa tulang atau tulang ekor saat Anda menggali satu tahun kemudian," kata Stemmer.
Selain paus dan lumba-lumba, museum Australia Selatan juga menyiapkan kerangka untuk hewan lain. Beberapa di antaranya termasuk kura-kura, burung, kangguru, kadal, dan ular.
Kebal dengan bau menyengat
David Stemmer mengatakan, ia menekuni pekerjaan ini secara kebetulan dan berawal dari sukarelawan.
"Ini adalah sesuatu yang tidak Anda pelajari di universitas, tidak ada kursusnya," katanya.
"Saya diajari beberapa hal oleh pendahulu saya dan seiring waktu saya menemukan berbagai teknik sendiri dan memperbaiki prosesnya."
Bagi Stemmer, pekerjaan ini membuatnya harus tahan dengan beberapa aroma unik.
"Lama kelamaan kita akan terbiasa dengan bau seperti ini. Anda harus terus bernapas, agar hidung menjadi kebal (terjadap aroma menyengat)," ujarnya.
"Satu-satunya masalah adalah minyak dan aroma paus sangat kuat menempel dan sulit hilang. Ini bisa menempel di pakaian, termasuk kulit Anda," imbuhnya.
Dalam melakukan tugasnya, David Stemmer dibantu beberapa relawan dan mahasiswa magang.
Koleksi membantu peneliti secara global
Setelah kerangka diawetkan dengan cermat, kerangka itu akan dimasukan dalam koleksi Museum SA.
"Kita bisa menggunakan hewan-hewan itu dan semua hal yang datang dari mereka untuk menceritakan kisah biologi mereka.
"Setiap individu memberi kita potongan kecil lain dalam teka-teki kisah hewan itu."
Data dari spesimen termasuk semua pengukurannya juga akan dikatalogkan dan tersedia bagi para peneliti paus di seluruh dunia.
https://sains.kompas.com/read/2018/08/06/103209123/mengintip-proses-pengawetan-kerangka-paus-di-australia-selatan