KOMPAS.com - Badan Antariksa Eropa (ESA) baru saja membagikan gambar mikroskop dari butir asteroid Itokawa.
Dalam gambar tersebut, terlihat sisi tajam dari butiran asteroid itu. Peneliti ESA, Fabrice Cipriani, mengatakan sifat bergerigi dari butir asteroid itu dikarenakan kurangnya air atau gesekan yang dapat merusak ujungnya.
Untuk diketahui, butir asteroid tersebut didapatkan dari Misi Hayabusa pertama Jepang pada 2003. Saat itu, pesawat ruang angkasa tak berawak ini mengunjungi sebuah asteroid.
Setelah mengalami misi yang penuh dengan tantangan teknis, ia berhasil membawa sedikit serpihan Itokawa kembali ke Bumi.
Dilansir dari Cnet.com, Rabu (01/08/2018), para ilmuwan di seluruh dunia, termasuk dari ESA, sedang mempelajari potongan kecil asteroid yang mendarat di Bumi pada tahun 2010 itu.
Sebagian besar penelitian difokuskan pada mineralogi dan komposisi asteroid. Tapi, butir khusus ini adalah bagian dari mempelajari sifat elektrostatiknya.
Informasi ini dapat membantu memandu rancangan instrumen yang digunakan untuk menyelidiki asteroid dan memberi tahu kita tentang lingkungan permukaan batuan luar angkasa.
Hayabusa berhasil membawa kembali 1.500 butir asteroid yang dikunjunginya. ESA menggambarkan mereka sebagai benda yang "sangat berharga".
Tetapi para peneliti segera memiliki lebih banyak partikel asteroid untuk diselidiki.
Badan antariksa Jepang (JAXA) saat ini berada di tengah misi asteroid lanjutan yang disebut Hayabusa2.
Seperti misi awal, pesawat ruang angkasa baru ini akan berusaha mengumpulkan sampel asteroid Ryugu untuk dibawa ke Bumi dan dipelajari.
Hayabusa2 mendarat pada asteroid Ryugu pada bulan Juni lalu. Pesawat antariksa ini dijadwalkan untuk kembali ke bumi pada tahun 2020.
https://sains.kompas.com/read/2018/08/02/173500323/begini-bentuk-debu-asteroid-jika-dilihat-dengan-mikroskop