Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Populasi Harimau di Indonesia Naik, tapi Tetap Perlu Perhatian

KOMPAS.com – Angka populasi harimau di Indonesia diperkirakan ada 600 ekor. Jumlah tersebut meningkat dari estimasi sebelumnya.

Akan tetapi, angka ini merupakan jumlah dari estimasi tempat yang sebelumnya tidak diperhitungkan. Artinya, angka ini bisa saja bukan meningkat, tapi sekadar berbeda dari yang sebelumnya.

Menurut Sunarto, ahli Ekologi yang ditemui pada  Diskusi Fotografi untuk merayakan Global Tiger Day 2018, di Jakarta, Senin (30/07/2018), dalam periode sekitar seabad yang lalu, populasi harimau diperkirakan ada 100.000 ekor dengan persebaran yang sangat luas.

Kemudian pada 2010, populasi harimau tinggal 4.000 dan habitatnya berkurang tujuh persen.

“Nah kalau kita ingin harimaunya selamat, secara ekologi, secara biologi, kita sudah hitung, mau tidak mau populasinya harus ditingkatkan. Karena dengan populasi 4.000 dengan usaha apapun, dia akan terus berkurang. Jadi harus ada upaya yang drastis,” ujarnya.

Menurunnya populasi harimau disebabkan oleh adanya rantai kebutuhan manusia di mana harimau paling terancam oleh perburuan. Kemudian, perburuan didorong oleh perdagangan dan perdagangan didorong oleh kebutuhan.

Pelbagai cara yang dilakukan saat ini dirasa Sunarto tidak cukup untuk melindungi kucing besar bercorak hitam kuning ini.

“Kalo kita mau menghentikan perburuan, patroli tidak cukup. Patroli orang-orang kewalahan mungutin jerat. Dan banyak jerat yang enggak ketemu. Pengenalan hukum pun tidak efektif, banyak yang tidak tertangkap dan terdeteksi,” terangnya.

Sunarto mengatakan, perlu adanya integrated protection untuk melindungi eksistensi harimau. Bercermin dari negara Thailand, ia menjelaskan bahwa negara tersebut mencoba membandingkan tim yang hanya berjaga saja dan tim yang melakukan pendekatan dengan masyarakat. Ternyata, yang lebih efektif melakukan pendekatan dengan masyarakat.

Masyarakat sekitar habitat harimau diyakini dapat membantu untuk mencegah para pemburu harimau masuk ke dalam hutan.

Sunarto berharap pada tahun 2022—yang merupakan tahun macan dalam tradisi China—populasi harimau meningkat hingga 6.400 ekor. Dalam jumlah tersebut, ia ingin Indonesia bersumbangsih angka yang cukup besar.

“Indonesia idealnya menyumbangkan dua kali lipatnya juga, tapi karena Indonesia dulu tahun 2010 termasuk paling parah laju kerusakan hutannya, kita bisa mempertahankan saja sudah hebat. Idealnya, kalau kita bisa meningkatkan 700 dan itu sudah (angka) solid bukan asumsi atau kira-kira, itu sudah bagus,” jelas Sunarto.

Lebih dari itu, ia menambahkan bahwa yang terpenting bukan angka individu, tetapi juga struktur lanskapnya, dan jenis kelaminnya.

“Buat apa punya 700 tapi jantan semua, jadi balance juga penting. Kemudian tingkat ancaman. Kalau kita punya 700 tapi ancaman lebih tinggi, kemudian konflik meningkat, itu akan menjadi bumerang juga. Jadi kita ingin peningkatan yang sehat,” pungkas Sunarto.

https://sains.kompas.com/read/2018/07/31/200500123/populasi-harimau-di-indonesia-naik-tapi-tetap-perlu-perhatian

Terkini Lainnya

Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Susu Kecoa, Superfood Masa Depan yang Mengalahkan Susu Sapi?
Fenomena
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Aroma Surga dari Tanah Tandus: Mengapa Kemenyan dan Mawar Lebih Wangi di Lingkungan Ekstrem?
Fenomena
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Kemenyan Indonesia Berpotensi Jadi Bahan Parfum Premium Dunia
Oh Begitu
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Potensi Sesar Aktif Ditemukan di Semarang, Demak, dan Kendal: Ancaman Tersembunyi di Tengah Kota
Fenomena
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Penelitian: Tujuh Makanan yang Membantu Perkuat Daya Tahan Tubuh
Kita
Pakar IPB: Badak Jawa Hanya Tersisa 87-100 Ekor di Ujung Kulon
Pakar IPB: Badak Jawa Hanya Tersisa 87-100 Ekor di Ujung Kulon
Oh Begitu
Jejak Manusia Purba di Sulawesi Ternyata Lebih Tua dari yang Diduga
Jejak Manusia Purba di Sulawesi Ternyata Lebih Tua dari yang Diduga
Oh Begitu
Ayam Warna-Warni: Fakta Mengejutkan di Balik Bulu Indah dan Lucu
Ayam Warna-Warni: Fakta Mengejutkan di Balik Bulu Indah dan Lucu
Oh Begitu
Mengapa Kita Makin Sering Bertemu Ular Piton? Ini Penjelasan Pakar IPB
Mengapa Kita Makin Sering Bertemu Ular Piton? Ini Penjelasan Pakar IPB
Oh Begitu
Wudingloong wui, Dinosaurus Tertua di Asia Timur Ditemukan di China
Wudingloong wui, Dinosaurus Tertua di Asia Timur Ditemukan di China
Fenomena
Dua Bintang Jadi Penyebab Bentuk Tak Biasa Nebula NGC 6072
Dua Bintang Jadi Penyebab Bentuk Tak Biasa Nebula NGC 6072
Fenomena
Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Mengapa Bom Atom di Hiroshima Meninggalkan Bayangan Manusia di Trotoar?
Oh Begitu
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Bayangan Abadi di Hiroshima: Jejak Manusia yang Membisu Setelah Ledakan Bom Atom
Kita
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Stephenson 2 DFK 52: Raksasa Merah Misterius yang Bikin Takjub
Fenomena
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
8 Fenomena Langit Spektakuler di Bulan Agustus: Parade Planet hingga Hujan Meteor
Oh Begitu
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke