Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Peta Ini Ungkap Laut Perawan yang Tersisa di Dunia

KOMPAS.com - Sekitar 70 persen permukaan Bumi ini tertutup oleh air, dan hampir seluruhnya telah dieksplorasi manusia untuk berbagai kepentingan.

Wilayah laut yang paling banyak dimanfaatkan oleh manusia sendiri adalah di daerah pesisir karena dianggap paling produktif dan kaya sumber dayanya. Tak heran, 40 persen populasi dunia memilih tinggal di dekat samudra.

Namun, sebuah analisis mendalam mengenai dampak manusia terhadap ekosistem laut global rupanya menemukan jika masih ada laut perawan di planet kita.

Pemetaan komprehensif lautan yang pertama kali dilakukan tersebut mengungkapkan bahwa dari total luas lautan dunia, hanya ada 13 persen atau sekitar 54 juta kilometer persegi bagian lautan di dunia ini yang tidak tersentuh oleh manusia.

"Hampir semua wilayah tersebut berada di Arktik, Antartika atau sekitar negara-negara Kepulauan Pasifik," kata Kendall Jones, peneliti dari University of Quennsland di Australia.

Untuk mengidentifikasi wilayah laut yang terisolasi tersebut, peneliti mengumpulkan data tentang berbagai tingkat aktivitas di lautan. Mereka kemudian mengidentifikasi area yang paling sedikit menunjukkan aktivitas manusia.

Secara khusus mereka menetapkan nilai pada setiap kilometer lautan berdasarkan 15 faktor aktivitas yang disebabkan manusia, seperti memancing, pelayaran komersial, aliran nutrisi dan pestisida, dan empat faktor yang terkait dengan perubahan iklim, termasuk pengasaman laut dan kenaikan permukaan laut.

Semakin sedikit sebuah lautan terpapar aktivitas manusia, maka daerah itu termasuk sebagai laut terisolasi. Selanjutnya mereka kemudian membandingkan area laut tersebut dengan peta-peta kawasan perlindungan laut untuk menentukan area laut terisolasi mana yang dilindungi.

Keberadaan Laut Terisolasi

Sebagian besar negara masih memiliki wilayah laut yang terisolasi, namun memang tidak luas.

Di Amerika Serikat, misalnya, peneliti menemukan beberapa laut yang terisolasi di perairan di lepas pantai utara Alaska.

Celakanya keberadaan laut terisolasi kini juga mulai terancam. Peneliti menemukan jika semua laut terisolasi ini berada di laut lepas yang merupakan perairan tanpa yuridiksi, sehingga ada kekhawatiran akan menghilang seiring dengan peningkatan teknologi yang memungkinkan kita mengekplorasi laut jauh lebih dalam.

Hanya sekitar 4,9 persen laut yang perawan ini masuk dalam kawasan perlindungan laut, di mana peraturan bisa membatasi kegiatan manusia di wilayah tersebut.

Padahal keberadaan laut terisolasi ini sangat penting bagi keanekaragaman hayati dan planet ini.

"Kita bergantung pada lautan untuk menyuplai protein yang terus bertambah dan hewan laut membutuhkan laut yang belum terkontaminasi dalam ukuran yang besar untuk memulihkan populasi mereka," tambah Jones.

Selain itu, para peneliti juga menemukan bahwa area laut terisolasi ini memiliki keanekaragaman hayati yang jauh lebih besar. Laut terisolasi memiliki variasi spesies yang lebih luas, termasuk spesies langka, serta kombinasi spesies yang unik.

"Campuran spesies yang ditemukan di daerah-daerah ini unik, ada yang termasuk predator atas dan spesies yang lain. Sementara di daerah laut non terisolasi biasanya predator atas menghilang," jelas Jones.

Nasib laut perawan ini pada akhirnya akan tergantung pada pada tindakan kita di kemudian hari.

Peneliti pun menghimbau agar negara-negara yang memiliki wilayah laut terisolasi segera mengidentifikasinya sebagai kawasan yang terlindung. Jadi, ada penegakan hukum untuk penangkapan ikan yang lebih baik dan aktivitas lain yang berpotensi menganggu kealamian laut.

"Masih ada waktu dan saya memiliki harapan untuk lautan, 13 persen mungkin tak terlalu luas tetapi area itu masih relatif alami," tutur Ben Halpern, peneliti sekaligus profesor di bidang biologi kelautan University of California at Santa Barbara.

https://sains.kompas.com/read/2018/07/30/201000523/peta-ini-ungkap-laut-perawan-yang-tersisa-di-dunia

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke