Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Kerangka dari Abad Pertengahan Ungkap Jejak Perkembangan Salmonella

Salmonella umumnya menimbulkan penyakit yang terkait organ pencernaan. Mulai dari diare, muntah, dan mual. Namun, ada pula jenis salmonella tertentu yang menyebabkan demam paratipus atau demam enterik, deman ini bisa mematikan.

Demam enterik adalah kelompok penyakit enterik yang disebabkan oleh turunan bakteri Salmonella typhi. Ada tiga jenis spesies Salmonellae yang bisa menyebabkan penyakit ini, yakni Salmonella paratyphi A, Salmonella paratyphi B, dan Salmonella paratyphi C.

Umumnya, demam enterik muncul di negara-negara tropis dan jarang terjadi di Eropa atau Amerika Utara. Namun, ahli menemukan sekitar tahun 1200, penyakit ini menginfeksi orang Norwegia, Eropa.

"Ini pertama kalinya salmonella ditemukan di tulang belulang manusia Eropa kuno. Menariknya, bakteri kuno yang ditemukan punya banyak kemiripin dengan yang kita kenal saat ini," kata penulis studi dan profesor Universitas Warwick Mark Achtman dalam sebuah pernyataan dilansir Newsweek, Rabu (25/7/2018).

Dengan menganalisis gigi dan tulang, Achtman dan koleganya menemukan bakteri kuno yang masih turunan jenis salmonella.

Setelah membandingkannya dengan urutan kontemporer yang disimpan dalam database, bakteri kuno yang ditemukan merupakan jenis Salmonella paratyphi C kuno.

Para ahli berpikir, berbagai strain salmonella mengembangkan persebarannya selama sekitar 4000 tahun di Eropa. Ini adalah saat yang sama ketika manusia mulai memelihara babi di Eropa.

"Dari studi ini, kita tahu bahwa perpindahan bakteri antar manusia dan hewan peliharaan sudah terjadi selama periode Neolitik," ujar Achtman.

Saat ini, salmonella mengacaukan industri makanan di seluruh dunia, termasuk AS. Banyak produk makanan yang ditarik kembali karena diduga telah terkontaminasi bakteri berhaya itu.

https://sains.kompas.com/read/2018/07/26/170300523/kerangka-dari-abad-pertengahan-ungkap-jejak-perkembangan-salmonella

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke