Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Ini Rencana NASA "Menyentuh" Matahari Tanpa Terbakar

KOMPAS.com – Tahukah Anda, cara menyentuh matahari tanpa terbakar? Bukan, jawabannya bukan pergi pada malam hari.

Pada awal Agustus nanti, Badan Antarika Amerika Serikat (NASA) akan meluncurkan wahana penjelajah matahari Parker (Parker Solar Probe). Proyek paling ambisius ini rencananya akan mendekati matahari pada jarak yang belum pernah dicapai manusia sebelumnya.

Pada titik terdekatnya, Parker akan berada dalam jarak 6,1 juta kilometer dari permukaan matahari. Walaupun itu terdengar jauh, jarak itu sudah berada di dalam atmosfer terluar matahari atau korona yang suhunya mencapai jutaan derajat Kelvin.

Sebagai perbandingan, Venus memiliki permukaan bersuhu 733 Kelvin atau 460 derajat celcius yang cukup untuk merusak peralatan elektronik dari wahana antariksa yang dikirim Rusia pada 1980-an.

Oleh karena itu, banyak orang mengira bahwa Parker akan terbakar seketika saat “menyentuh” matahari.

Namun, seperti yang telah dijelaskan NASA, ada perbedaan antara temperatur dan panas. Kepadatan ruang juga akan melindungi Parker agar tidak terbakar.

Dilansir dari Science Alert, Jumat (20/7/2018), temperatur mengukur secepat apa partikel bergerak, sedangkan panas mengukur seberapa banyak energi yang berpindah.

Nah, di luar angkasa ada partikel yang bergerak sangat cepat (temperaturnya tinggi), tetapi tidak memindahkan banyak energi (panasnya rendah) karena ada banyak jarak antara partikel-partikel tersebut. Korona pun demikian.

Susannah Darling dari NASA menjelaskan, bayangkan perbedaannya seperti memasukkan tangan ke dalam oven yang panas dibandingkan panci berisi air mendidih. Di dalam oven, tangan Anda bisa bertahan menghadapi temperatur yang lebih panas untuk waktu yang lebih lama daripada di dalam air yang partikelnya lebih berdekatan.

“Bandingkan dengan permukaan matahari yang terlihat. Korona lebih tidak padat. Jadi, wahana antariksa akan berinteraksi dengan lebih sedikit partikel panas sehingga tidak menerima terlalu banyak panas,” ujarnya.

Rancangan NASA

Parker juga memiliki pelindung panas bediameter 2,4 meter dengan berat 72,5 kilogram ini dari dua papan komposit karbon-karbon yang telah dipanaskan dan sebuah inti foam-karbon berukuran 11,5 sentimeter. Sisinya yang menghadap matahari diwarnai dengan cat keramik putih untuk memantulkan cahaya matahari sebanyak mungkin.

Dengan demikian, pelindung panas yang dimiliki oleh Parker hanya akan mencapai suhu 1.370 derajat celcius, sedangkan segala hal yang di belakangnya hanya akan mencapai suhu 30 derajat celcius.

Sementara itu, instrumen yang perlu bekerja di luar perlindungan pelindung panas juga dibuat setahan panas mungkin.

Alat untuk menangkap partikel berenergi (Faraday cup), misalnya, terbuat dari titanium-zirconium-molybdenum yang memiliki titik leleh 2,622 Kelvin.

Lalu, chip yang memproduksi bidang elektrik untuk instrumen terbuat dari tungsten yang titik lelehnya 3,695 Kelvin, tertinggi di antara semua logam lainnya, sedangkan kabel-kabel elektrik Parker terbuat dari niobium yang meleleh pada suhu 2,750 Kelvin.

Parker juga dilengkapi dengan sensor yang akan mengarahkannya agar pelindung panas menghadap ke sisi yang tepat, panel surya yang bisa mundur ke belakang pelindung panas ketika Parker telalu dekat dengan matahari, dan pendingin dari air terdeionisasi bertekanan.

Berikut adalah video penjelasan NASA:

https://sains.kompas.com/read/2018/07/21/191000323/ini-rencana-nasa-menyentuh-matahari-tanpa-terbakar

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke